Lihat ke Halaman Asli

Ada Apa, Pak? Masih Galau?

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada sesuatu yang berbeda dalam seluk-beluk matamu. Setitik putih yang mengisi ceruk bola mata itu. Semakin hari, makin membesar. Sudahkah kau periksakan ke dokter perihal matamu itu, Pak?

Lalu kulihat pula, dari balik senyummu yang rekah itu bersembunyi serangga berkaki banyak (delapan, sepuluh, seribu?). Sehingga ketika kau nyengir kaki-kaki itu menjulur keluar, tapi apakah kau perhatikan bahwa makin lama ia makin bertambah dan membesar. Sudahkah kau muntahkan laba-laba (?) itu, Pak?

Dari balik jasmu, ada cairan yang merembes, menyisakan bercak-basah menyentuh dasimu yang keemasan itu. Sepertinya hatimu mengucurkan darah, Pak! Oh, tidak! bukan darah karena warnanya biru. Apakah sudah kau bersihkan sesuatu di balik dadamu itu, Pak?

//

Aku merindukan suara-suara burung khayalan itu.

Aku merindukan Merah di atas Putih.

Aku merindukan lagu-lagu Negara Raya.


//

Bapak, hanya menggeleng.

Sepertinya sudah tak lagi mampu mengangkat dagu.

Seakan ada bulan yang menggantung di antara kilat matamu, hingga kau selalu melihat ke bawah.

Masih, masih, soal cerita lama, Pak.

Masih tentang dongeng yang menemani kami tidur, sementara kau lebur entah mengerjakan apa.

Meninabobokan harapan kami.


//

Dalam dengus napasmu yang satu-satu, aku meraba ragu yang bukan hanya hangat, tapi juga basah. Apakah begitu takutnya engkau, akan derita yang akan kami hadapi?

Atau memang kau saja yang sedang dilanda kegalauan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline