Lihat ke Halaman Asli

Mengukur Kekuatan Para Capres

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah KPU mengumumkan hasil pileg yang ternyata tidak terlalu jauh berbeda dari hasil quick count dan semakin terbacanya arah koalisi menjelang pilpres maka saya bermaksud untuk mencoba melakukan sedikit analisa kekuatan dan kelemahan para capres.

Jokowi

- Kelebihan Jokowi adalah popularitas dan dukungan melimpah dari berbagai kalangan dalam dan luar negeri disertai sokongan finansial tidak terbatas dari cukong-cukongnya. Nilai tambah Jokowi lainnya adalah penampilan lugu, sederhana dan merakyat serta kemampuan berkomunikasi dengan rakyat kalangan bawah.

- Partai pendukung adalah PDIP, Nasdem dan PKB. Dukungan PDIP kepada Jokowi tidak solid karena penguasa PDIP yaitu Megawati masih melakukan kalkulasi kerusakan politik yang bisa dilakukan Jokowi yang ambisius bila naik menjadi presiden. Nasdem dan PKB adalah dua partai yang para petingginya pernah melakukan penghianatan kepada kader masing-masing, sebenarnya cocok dengan PDIP tapi tidak diketahui seberapa kuat dukungan mereka bila PDIP ingkar janji. Sekarang sedang ada kisruh di kalangan mitra koalisi terkait cawapres.

- Selain Hanura tampaknya kecil kemungkinan PDIP menambah mitra koalisi sebab Megawati membenci SBY sehingga koalisi dengan Demokrat tidak mungkin dan koalisi dengan Golkar hanya dimungkinkan apabila ARB minimal menjadi cawapres yang mana kubu PDIP sudah memiliki cawapres sendiri dari Golkar yaitu JK, salah satu cukong Jokowi.

- Sisi negatif Jokowi adalah tidak ada dukungan dari keluarga Soekarno seperti Guruh Soekarnoputra yang jauh2 hari mengatakan Jokowi tidak layak menjadi presiden; Megawati-Puan Maharani mulai menyangsikan Jokowi dan dia ketahuan menjual lehernya kepada Amerika dan terbukti berdasarkan dokumen wikileaks bahwa dubes Amerika sudah memantau Jokowi sejak tahun 2008.

- Sisi negatif Jokowi yang lain adalah sifat kutu loncat, boneka dan kinerja buruknya di Solo maupun Jakarta sudah mulai terbuka lebar-lebar yang antara lain terbukti dari melonjaknya inflasi di Jakarta hingga dua kali lipat; meningkatnya kemiskinan di Jakarta hingga 7%, dan lain sebagainya.

- Terbukanya politik dizolimi Jokowi melalui Iklan RIP Jokowi yang dimotivasi oleh menurunnya elektabilitas Jokowi di survey.

- Visi misi tidak original dan hanya memplagiat pemikiran orang lain namun diklaim sebagai ide sendiri.

- Semua kebijakan Jokowi hanya bersifat seremonial dan kosmetik.

Prabowo

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline