Lihat ke Halaman Asli

Berny Satria

Penulis bangsa

Menjadi Tua dan Mati

Diperbarui: 1 Februari 2023   14:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

picture source Google.com

Menjadi tua dan mati adalah 2 hal yang tidak dapat dihindari oleh siapapun. Ia dapat disikapi dengan berbagai cara. Ada yang semakin mendalami kegiatan spiritual dengan tujuan dekat dengan Penciptanya sehingga mendapat tempat terbaik setelah kematian. Ada pula yang menanggapi bahwa itu adalah sesuatu yang lumrah dan harus terjadi sehingga sisa hidup ini harus dinikmati tanpa beban, bisa jadi karena kesadaran bahwa hidup hanya satu kali di dunia ini.Ada pelajaran yang baik dapat dipetik dari sebuah Lilin.

Sebuah lilin yang besar, tegak berdiri, sumbunya begitu tinggi merumbai ke langit. Badannya gemuk penuh bahan bakar. Namun tatkala ia tidak dinyalakan, maka lilin itu tetap tidak memberikan manfaat pada ruangan yang membutuhkan sinar.

Lilin itu tidak bermanfaat dalam fungsinya sebagai penerang yang membantu memantulkan sinar ke mata makhluk lainnya. Lilin itu hanya menjadi penghias memukau mata yang melihatnya tanpa dapat menerangi sekitarnya. Lilin itu bukan lilin hidup, tapi lilin mati.

Sebuah lilin dikatakan hidup tatkala ia dinyalakan dan memancarkan sinar dimanapun ia berada. Api yang menyala melalui sumbu dan tubuhnya membuat makhluk di sekitarnya dapat melihat dan beraktifitas karenanya.

Lilin yang menyala memberikan sumbangsih besar terhadap kehidupan makhluk lainnya.
Walaupun Lilin harus lumer seiring dengan jalannya waktu dan besarnya api yang dinyalakan melalui tubuhnya, tapi perannya sangat nyata bermanfaat bagi lainnya.

Lilin yang terus menyala pada sisa tubuhnya tidak pernah berhenti untuk menyala menerangi sekitar meskipun ada beberapa makhluk yang merasa tidak memerlukannya. Lilin yang menyala memberikan hidup dan kehidupan bagi lainnya.

Lilin tak akan menyala kalau tidak ada yang menyalakan. Tentu yang berwenang menyalakan adalah yang memiliki Lilin itu. 

Begitupula pada kita manusia. Jika kita tidak memberi manfaat pada sekitarnya tanpa pamrih, berarti Sang Pencipta tidak memberi kita hidup untuk berguna sesuai tujuan penciptaannya. Walaupun bergelimang harta dan pujian, kita hanyalah seonggok organisme yang tidak bermanfaat untuk mengangkat harkat dan martabat umat manusia. Kita masuk ke kategori Mati. Sedangkan kehidupan isinya adalah orang-orang yang hidup, bukan boneka yang berparas rupawan tapi tidak berbuat.

Sampai usia berapapun kita harus memberi terang kehidupan bagi yang lainnya, walau waktu dan kejadian menggerus umur kita. Disitu nilai dari manusia yang hidup.

Menjadi tua dan mati bukan masalah awet muda atau umur panjang.  Kontribusi kita kepada semesta dan isinya lah yang menjadi nilai kita muda atau tua, dan menjadi hidup atau mati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline