Bernice Nathania Telaumbanua
Dr. Edy Surya, M.Si.
Ya'ahowu!! Merupakan sapaan yang menjadi ciri khas dari daerah ini yakni pulau Nias. Pulau Nias merupakan salah satu dari beribu-ribu pulau yang ada di Indonesia. Pulau Nias merupakan bagian dari provinsi Sumatera Utara. Gunungsitoli, merupakan nama yang tidak asing dan sangat berkaitan dengan kata pulau Nias. Gunungsitoli merupakan daerah yang terdiri dari 1 kota dan 4 kabupaten. Kelima wilayah ini merupakan bagian dari kepulauan Nias, atau merupakan satu kesatuan. Pulau Nias merupakan salah satu daerah di Indonesia yang termasuk dalam list ataupun daftar tempat wisata yang menarik dan banyak dikunjungi oleh para wisatawan lokal serta manca negara. Ada banyak keindahan alam yang terhampar di setiap wilayah di pulau Nias. Keberagaman flora, fauna, bahasa, logat, tradisi, adat istiadat, marga dan lain sebagainya menjadikan pulau Nias menjadi unik.
Berbicara terkait dengan tradisi, pulau Nias tentu saja tidak lepas atau terkenal dengan sebuah kebiasaan yang hingga pada saat ini dapat dikatakan menjadi kategori ataupun ciri khas dari pulau Nias. Saya rasa teman-teman sudah dapat menebak hal tersebut.Ya benar, lompat batu. Tradisi "Lompat Batu" atau "Hombo Batu" merupakan tradisi yang dilakukan oleh para pemuda Nias. Tradisi ini dilakukan dengan cara dimana para pemuda Nias akan dan harus mampu melompati susunan batu setinggi hingga 2 meter. Hal ini bertujuan agar para pemuda dikatakan sudah dewasa secara fisik. Selain itu, tradisi ini juga konon katanya di lakukan untuk mempersiapkan para pemuda dalam menghadapi para penjajah atau musuh.
Tari tradisional yang berasal dari pulau Nias sangatlah beragam. Taukah kamu bahwa setiap tarian tersebut memiliki makna dan artinya masing-masing? Setiap gerakan yang ditampilkan dalam tarian tentunya memiliki makna dan arti tersendiri. Tari-tarian yang berasal dari pulau Nias dan cukup terkenal karena sering ditampilkan pada acara-acara penting (terutama acara yang berhubungan dengan sukacita / kabar gembira) seperti halnya pernikahan, peresmian / serah terima, perpisahan / pamitan, dan lain sebagainya. Maena, tari perang (tari baluse) dan tari sekapur sirih. Ya, ketiga tarian ini juga dapat dikatakan sebagai ciri khas dari pulau Nias. Hal ini karena ketiga tari-tarian ini telah terkenal tidak hanya di pulau Nias, melainkan juga pada daerah di luar pulau Nias.
Nah, pertanyaannya apakah hanya terdapat 3 (tiga) tarian yang berasal dari pulau Nias? Jawabannya adalah tidak. Terdapat beberapa tarian lain yang juga memiliki makna yang tidak kalah pentingnya. Mari simak penjelasan berikut.
- Maena merupakan tarian yang dilakukan secara bersama-sama (masal) atau menggunakan serta membutuhkan dan melibatkan masa yang banyak. Tarian ini dapat dilakukan oleh pria dan ataupun wanita. Maena menggambarkan kelompok masyarakat yang bersukacita atas peristiwa (acara) yang sedang terjadi. Tari maena biasanya diawali dengan sapaan khas dari pihak laki-laki dan pihak perempuan. Tarian ini juga dimulai dengan pantun yang dibawakan oleh penutur maena dan kemudian dilanjukan dengan menggunakan syair maena yang dalam bahasa daerah Nias disebut fanehe maena yang dilantunkan oleh semua penari sambil melakukan gerakan.
- Tari Moyo merupakn tari-tarian yang dilakukan oleh para perempuan Nias. Moyo dalam bahasa Indonesia berarti elang. Sesuai dengan namanya, gerakan pada tarian ini hampir mirip atau menyerupai gerakan seekor elang yang sedang terbang dan mengepakkan sayapnya. Tari moyo melambangkan kegigihan dan semangat masyarakat Nias.
- Tari Perang (Tari Baluse) merupakan tari-tarian yang tidak kalah terkenal bahwa menjadi ikon yang diingat oleh para pendatang. Tari perang ditandai dengan penggunaan properti tari yakni tameng yang biasa disebut dengan baluse (berfungsi sebagai alat pelindung) dan tombak atau pedang (berfungsi sebagai alat untuk menyerang musuh). Tari perang atau yang biasa dikenal dengan tari baluse dilakukan oleh para pemuda Nias. Tarian ini menggambarkan suasana peperangan antara para pemuda atau prajurit Nias dengan musuh (penjajah). Pada pertunjukan di panggung sandiwara, tarian yang ditampilkan terlihat seperti pertempuran nyata akan terjadi.
- Tari Sekapur Sirih adalah tarian yang dilakukan oleh para perempuan Nias. Tarian ini dikenal karena kerap kali ditampilkan pada berbagai acara seperti pernikahan dan lain sebagainya. Sesuai dengan namanya, salah satu ciri khas dari tarian ini adalah sirih. Sirih merupakan suatu makanan yang terdiri dari dari buah pinang (fino), tembakau (bago), daun sirih (ari tawu ), kapur (betua), dan daun gambir (gambe). Sirih-siring yang telah dibentuk dimasukkan dan disatukan dalam satu wadah yang biasa disebut dengan "bola nafo" (bola berarti tempat; afo berarti lima ramuan). Tari sekapur sirih ini melambangkan rasa hormat kepada para tetua adat yang ditandai dengan pemberian sirih. Meskipun pada dasarnya tidak hanya diberikan pada saat penampilan tarian, sirih juga selalu hadir pada setiap perkumpulan. Hal ini karena memakan sirih mempunyai nilai (fungsi) sosialnya tersendiri yakni sebagai sarana untuk membantu menyatukan pikiran yang berbeda, menghindari perpecahan, dan membangun harapan.
- Tari Tuwu merupakan tari yang ditandai dengan adanya seorang ratu dan dayang-dayangnya. Tuwu artinya dalam bahasa Indonesia berarti angkat. Gerakan pada tari tuwu menyerupai gerakan mengangkat sesuatu.
- Tari Ya'ahowu merupakan tari tradisional yang pada saat ini telah banyak dikreasikan menjadi tari ya'ahowu kreasi.
- Dll.
Beranjak dari tari-tariannya, pulau Nias juga sangat dikenal dengan lautnya yang eksotis. Terdapat banyak tempat wisata yang memberikan tampilan (view) menarik. Salah satu tempat wisata yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan mancanegara maupun wisatawan asing adalah "Pantai Sorake". Daya tarik dari pantai ini menjadikannya sebagai spot surfing terbaik di dunia. Bukan tempat yang asing lagi bagi para peselancar. Pasalnya, pantai Sorake yang terletak di Teluk Lagundri, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara ini pernah masuk dalam 10 besar tempat surfing terbaik di dunia. Ombaknya yang tinggi membuat para peselancar tertantang untuk menaklukkannya. Tak jarang pertandingan surfing juga di adakan pada lokasi tersebut.
Belakangan ini para pemimpin atau pemerintah di kepulauan Nias, sedang berupaya untuk meningkatkan berbagai keunikan yang terdapat di pulau Nias. Dengan mengadakan pesta Ya'ahowu, Nias Pro, dan event-event lainnya menjadi salah satu kegiatan yang mampu mengangkat nama pulau Nias. Pertanyaannya sekarang ialah apakah keindahan alam di pulau Nias hanya seperti pemaparan di atas? Tidak. Masih terdapat banyak lagi keunikan dan keindahan alam lainnya yang terdapat di pulau Nias. Hal ini lah yang membuat pulau Nias menjadi pulau impian tidak hanya bagi masyarakat asli Nias bahkan oleh seluruh dunia. Untuk hal -hal menarik lainnya akan di bahas pada artikel-artikel berikutnya........
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H