Pada media konvensional, istilah piramida terbalik menjadi kunci penulisan jurnalistik yang baik namun, ketika media online menjadi sarana penyebaran karya jurnalistik, muncul pula konsep baru, yaitu news diamond.
Dikonsepkan oleh Paul Bradshaw, keberadaan news diamond ini merupakan usaha untuk mengilustrasikan perubahan jurnalistik dari abad 19 kearah abad 21 dimana jurnalistik, terutama dalam lingkup new media sudah berevolusi menjadi iterative journalism. Iterative journalism ini sendiri dapat diartikan bahwa informasi yang dijabarkan oleh proses jurnalistik tidak akan pernah 'selesai' dan terus dapat dikembangkan.
Konsep News Diamond ini pun memiliki beberapa bagian yang dapat dipaparkan menjadi:
- Alert: Ketika jurnalis atau editor mengetahui ada berita yang naik/muncul, maka notifikasi akan muncul bagi audiensnya dari berbagai platform, seperti melalui email, media sosial atau bahkan website resmi dimana audiesns tersebut biasa melakukan pencarian berita. Disini media seakan 'menarik' audiensnya untuk semakin cepat mengetahui perkembangan isu yang ada.
- Draft: Memungkinkan adanya diskusi dalam bentuk komentar dan bahwa artikel dapat dikoneksikan dengan artikel lainnya di internet
- Articles: Bahwa dengan keberadaan online journalism, sebuah artikel akan memiliki daya tahan lama sehingga bisa diakses berulang, dalam berbagai format, yaitu dalam bentuk cetak, siar maupun di internet (online).
- Context: Bahwa artikel jurnalistik yang ada di internet memungkinkan kita untuk melakukan cross-check karena banyaknya sumber esensial yang dapat ditemukan dalam hypertext. Hypertext adalah kunci dari konteks itu sendiri sehingga para jurnalis di media online sepatutnya menyematkan hypertext agar pembaca dapat dengan mudah menemukan link yang terhubung (misal) dengan bacaan lain, website organisasi, dll.
- Interactivity: Adanya koneksi audiens dan sebuah artikel di internet dapat terwujud karena mungkin adanya kolom komentar dalam sebuah website. Informasi pun dapat diperbincangkan dalam forum online.
- Costumisation: Kemampuan audiens untuk mengatur berita atau informasi yang mereka ingin dapatkan. Contohnya ketika seseorang melakukn subscribe ke sebuah portal berita, maka portal berita tersebut akan memberikan notifikasi. Rekomendasi manual dari algoritma di internet juga memungkinkan audiens untuk mendapatkan informasi tambahan dari apa yang orang lain dalam peers audiens tersebut lihat.
Selain itu, dengan adanya media online, setiap orang mampu mengembangkan kemampuan jurnalistiknya sendiri serta menerapkan hal yang sudah dijelaskan mengenai news diamond.
Hyperlink untuk mendukung konteks tulisan, sistem subscribe di website yang memberikan notifikasi, kolom forum serta kostumisasi dari audiens adalah satu paket yang mudah dimunculkan dalam sebuah website atau blog; katakan saja, tempo.co sebagai contoh yang sudah menerapkan news diamond ini.
Kemampuan menulis jurnalistik serta kaidahnya pun dapat dengan mudah dipelajari mengetahui luasnya internet menyediakan segala informasi tersebut secara bebas. Menemukan informasi secara tiba-tiba (accidental) pun bisa menjadi bahan jurnalistik, tepatnya citizen journalism.
Dapat disimpulkan bahwa siapa saja dapat masuk dalam dunia jurnalistik ini dan menerapkan jurnalisme online multimedia dengan prinsip news diamond.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H