Lihat ke Halaman Asli

bernardus Jebatu

Guru SMA Santo Antonius Jakarta

Aksi Nyata Pembelajaran Sosial Emosional (PSE)

Diperbarui: 28 Juli 2023   17:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DOKPRI

PENERAPAN PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

Oleh: Bernadus Jebatu

Bagaimana menerapkan pembelajaran Sosial Emosional di Kelas?

Dalam penerapan pembelajaran Sosial Emosional di sekolah, guru diharapkan memiliki kompetensi sosial emosional yang baik. Guru yang memiliki kompetensi sosial dan emosional yang baik lebih efektif dan cenderung lebih resilien/tangguh dan merasa nyaman di kelas  karena mereka dapat bekerja lebih baik dengan murid.Selain itu, Adanya keterkaitan antara kecakapan sosial dan emosional yang diukur ketika TK dan hasil ketika dewasa di bidang pendidikan, pekerjaan, pelanggaran hukum, dan kesehatan mental. urgensi  PSE, yaitu peningkatan kompetensi sosial dan emosional, terciptanya lingkungan belajar yang lebih positif, peningkatan sikap positif dan toleransi murid terhadap dirinya, orang lain dan lingkungan sekolah. Selain itu, PSE di kelas terbukti dapat menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik. PSE memberikan pondasi yang kuat bagi murid untuk dapat sukses dalam berbagai area kehidupan mereka di luar akademik, termasuk kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal. embelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional agar dapat:

  • Memahami, menghayati, dan  mengelola emosi  (kesadaran diri)
  • Menetapkan dan mencapai tujuan positif  (pengelolaan diri)
  • Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)
  • Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi)
  • Membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)

Kompetensi ini tidak hanya dimiliki oleh guru tetapi juga mestinya dimiliki oleh para murid dan rekan sejawat. Hal itu bisa dilakukan dengan melakukan pengimbasan kepada rekan sejawat agar memiliki pemahaman yang sama . Pengalaman saya sebagai seorang calon guru penggerak dalam mengikuti pendidikan guru penggerak tentunya tidak hanya saya nikati sendiri tetapi saya bagikan kepada para rekan sejawat dan saya praktek di kelas. Saya harus mentransfer pemahaman saya tentang KSE kepada rekan sejawat dan para murid. Caranya bisa melalui pembelajaran di kelas atau lewat pertemuan-pertemuan dengan teman sejawat.

Perasaan yang saya alami ketika mempelajari modul pengembangan Sosial Emosional ini tentunya  tentunya sangat senang sekaligus penasaran akan hasil yang akan dicapai ketika diterapkan di dalam proses pembelajaran. Ketika menyusun Rencana Pembelajaran, saya cukup lama memikirkan tentang bagian mana dari materi yang saya ajarkan yang cocok dengan ke – 5 Kompentensi Sosial Emosional? Namun dalam ketenangan saya menemukan ide tentang penerapan KSE di dalam proses pembelajaran. Ini hal yang baik yang mesti diterapkan dalam paktik pembelajaran di kelas.

Apa hal yang bermanfaat dari mempelajari modul Pembelajaran Sosial Emosional (PSE)?

Bagi saya mempelajari modul Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) tentunya sangat bermanfaat. Dengan memiliki Kompetensi Sosial Emosional (KSE) yang baik saya lebih tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan dalam pembelajaran di kelas. Sebagai Guru, saya harus bisa menjadi teladan bagi para muridnya lewat sikap dan tindakan konkrit baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Saya juga harus mampu berkolaborasi dengan para murid dan rekan sejawat, Saya juga harus terus belajar. Belajar dari para murid, rekan sejawat dan lingkungan sekitar. Sebagai guru juga saya dapat mengimpelemtasikan  Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) di kelas dan sekolah melalui 4 indikator, yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam  praktik mengajar guru dan kurikulum akademik,  penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan penguatan pembelajaran sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah. Lingkungan yang memprioritaskan kualitas relasi antara guru dan murid adalah salah satu indikator utama dalam penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah. Kualitas relasi guru dan murid yang tercermin dalam sikap saling percaya akan berdampak pada  ketertarikan dan keterlibatan murid dalam pembelajaran.   Sikap saling  percaya akan menumbuhkan perasaan aman dan nyaman bagi murid dalam mengekspresikan dirinya. murid-murid akan lebih berani bertanya, mencari tahu, berpendapat, mencoba, berkolaborasi sehingga mereka memiliki kesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya secara lebih optimal. Selain kualitas relasi guru dan murid, lingkungan kelas yang aman dan positif juga dapat diciptakan melalui berbagai kegiatan pembelajaran yang dapat merangkul keberagaman dan perbedaan, melibatkan murid,  dan menumbuhkan  optimisme

Apa umpan balik yang Saya  dapatkan ketika menerapkan Pembelajaran Sosial Emosional di kelas? 

Umpan balik yang bisa didapat dalam penerapan Pembelajaran Sosial Emosional adalah: pertama, relasi guru dan murid menjadi baik. Kedua, Relasi dengan rekan sejawat menjadi lebih cair  karena pengelolaan emosi yang baik. Ketiga, para murid semakin menyadari rasa tanggung jawabnya, kontrol diri dan emosi, menghargai sesama sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline