Lihat ke Halaman Asli

Bernadia Dwiyani

Kids, education, sustainability, and mindfulness enthusiast

Play-Based Learning dalam Proses Belajar Di Rumah

Diperbarui: 7 April 2020   18:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada beberapa bulan belakang ini kebanyakan orangtua disibukan dengan kegiatan mengajar anak di rumah, bekerja di rumah, dan perasaan tidak aman ataupun nyaman dikarenakan wabah Covid-19. 

Bagi beberapa orangtua tentu hal ini tidak mudah, membentuk rutin baru dalam keadaan yang belum serba pasti. Kebijakan pemerintah untuk menempatkan anak  belajar di rumah menjadi hal yang baru baik untuk anak dan orangtua. Peran orangtua penting untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas dan tetap menyenangkan bagi anak.

Proses pembelajaran yang sangat menarik salah satunya adalah pembelajaran dengan bermain atau play based learning. Pada hakikatnya manusia memiliki kebutuhan untuk bermain, baik anak maupun dewasa. 

Hanya saja bentuk permainannya dapat berbeda dalam hal tampilan, bahan, dan durasi. Play-based learning membantu anak untuk mengembangkan, kemandirian, keingintahuan, kerativitas, kesadaran diri, dan memotivasi anak. 

Proses yang dilakukan dapat berupa diskusi dengan orangtua atau saudara, membaca, berpikir, dan menulis. Anak-anak diajak secara positif melihat bahwa seluruh topik belajar dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari melalui proses yang menyenangkan.

Pembelajaran dengan bermain dapat dilakukan dalam tiga bentuk yakni;

  • Anak yang memilih (free play), secara bebas anak yang memilih bentuk pembelajaran yang ingin dilakukan, instruksi orangtua atau pendamping dibatasi, dan bersifat spontan. Salah satu contohnya saat anak bermain peran dan bebas untuk menentukan jalan cerita.
  • Bermain secara bersama dengan arahan (mutually directed play), dibuat oleh orangtua atau pendamping, dengan anak dan orangtua ikut serta dalam proses pembelajaran memperdalam dengan pertanyaan dan demonstrasi visual.
  • Bermain dengan arahan (directed play) Orangtu atau pendamping yang memberikan instruksi sepenuhnya dengan bentuk pertanyaan terbuka, jelas, spesifik, dan menstimulus proses berpikir anak.

Beberapa bentuk permainan yang dilakukan dapat berupa bermain peran, simulasi, dan pada anak yang lebih muda dapat dengan bermain konstruksi dengan blok atau barang bekas. Pembelajaran dengan bentuk bermain dapat diterapkan bagi orangtua dengan peralatan dan bahan yang sederhana. 

Anak salah satunya dilatih untuk tetap berpikir kreatif dengan bahan seadanya. Hal yang menarik yakni, proses belajar dengan bermain dapat diterapkan baik untuk anak usia dini hingga sekolah. 

 Misalkan: pada anak usia dini, siapakan ruangan atau area untuk anak dan letakkan beberapa material yang seluruhnya berwarna putih atau hitam dengan tekstur beragam dan tetap aman. 

Observasi apa yang anak lakukan dengan material tersebut, tanpa menyela atau memberikan instruksi, apakah anak tertarik, apa yang dilakukan anak setelah melihatnya. Anak memiliki dan membutuhkan waktu untuk bermain bebas sendiri tanpa interaksi.

Pada kondisi lain, orangtua juga dapat  mengajak anak menceritakan tentang binatang kesukaannya dan apakah mereka memiliki cerita yang menarik terkait binatang tersebut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline