Detik.com memiliki prinsip untuk sebisa mungkin memberikan informasi dengan cepat dan akurat. Kesiapan mental diperlukan untuk bisa bertahan sebagai bagian dari detik.com.
Berkembangnya media mampu memberi dampak terhadap perkembangan jurnnalistik. Jurnalistik di masa kini hampir bisa dinikmati secara daring melalui telepon genggam yang bisa dinikmati kapan saja.
Media yang turut mengambil bagian dalam perkembangan media online di bidang jurnalistik yakni Detik.com. Detik.com merupakan media daring yang sudah ada sejak 9 Juli 1998 oleh Budiono Darsono, Yayan Sopyan, Didi Nugrahadi, dan Abdul Rahman.
Berbagai jenis berita pun juga disajikan di detik.com, mulai dari hardnews, softnews, dan feature. Bahkan, dulu detik.com pernah memiliki program feature "Wong Cilik" namun sekarang program feature dibuat lebih umum.
Berita-berita tersebut siap disajikan oleh detik.com untuk masyarakat luas, dan demi terpenuhinya kebutuhan informasi masyarakat.
Namun, dibalik berita yang disajikan, rupanya terdapat hal-hal yang harus kalian ketahui mengenai usaha atau kehidupan para jurnalis dan pembuat konten berita di media social detik.com, nih. Apa saja ya?
Nah, ini dia empat hal yang harus dipersiapkan untuk menjadi seorang jurnalis detikcom menurut Elza Astri Retaduari selaku Asisten Redaktur detikcom
1. Harus siap mental. Mental sangat diperlukan sebagai jurnalis salah satunya jurnalis detik.com. Mental menjadi dasar dan paling utama seorang jurnalis dapat bertahan ketimbang ahrus mempersiapkan fisik. Hal ini terlihat dari kegiatan sehari-hari di kantor yang mengharuskan untuk bertindak cepat dan tepat serta akurat. Kalau di detik itu tuntutannya selain harus cepat tapi juga harus akurat, kedua hal itu yang menjadi tuntutan utama sebagai jurnalis di detikcom.
"Kalau teman-teman mau menjadi seorang jurnalis, jurnalis di media online khususnya, ya harus siap mental sih, nggak boleh ngeluh, fisik juga, tapi fisik paling penting"
"Keduanya harus imbang, jangan sampai kita cepat tapi nggak akurat"
2. Harus Multitasking. Harus siap memposisikan diri ketika sedang berhadapan dengan sebuah isu, harus bisa mempersiapkan segala kebutuhan penulisan naskah, bersedia mendengarkan, menulis berita, merekam, serta mengajukan pertanyaan di waktu yang bersamaan demi mendapatkan sebuah informasi.