Lihat ke Halaman Asli

Manusia Serakah

Diperbarui: 18 Juni 2021   10:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hitungan senyum tak pernah berhenti
Antara senang hingga untung
Rupa-rupa haus keserakahan, mempengaruhi
Iman untuk tersingkirkan

Isu menyulut tajamnya ego
Nurani tergugah bukan membelalakkan mata
Ikatan keruh mencabik isu tak berjemu

Butiran harap selalu abu-abu
Antara akrab hingga kalap
Hujan meramal tak berkesudahan
Alampun paham tujuan manusia melelap
Guntur seakan memperingati
Isyarat kesadaran meraup tobat
Arah sudah menanti bagi mereka yang berkutik

Akankah menanti dorongan angin malam,
Yang menembus tubuh penuh peluh?
Ombak mungkin tak mengizinkan

Beribu cara selalu hadir merampas keasrian
Erupan cahaya tergilas harap miliknya, kini
Renggang sudah hubungan yang jauh terbangun
Buahkan musuh demi kepuasan hati
Urusan semakin berdenyut keras
Arus mengalir menunjukkan titik terang
Tobat menanti melambai-lambai

Bisikkan nurani tak berjalan lancar
Artinya selalu ambil alih memakan waktu
Imbalan yang membutakan pikiran
Kokoh terbalik dengan isakan peran

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline