Lihat ke Halaman Asli

Bernadeta Novi Andriyani

Guru Bahasa Indonesia

Menjadi Guru Bahasa Indonesia Era Digital: Tantangan dan Peluang Abad 21

Diperbarui: 15 Juli 2024   17:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tantangan bukanlah tentang menghindari kesulitan tetapi bagaimana cara kita meresponsnya. Bukan juga tentang menghindari hambatan tetapi bagaimana cara kita melewatinya. Hal inilah yang menjadi moto saya sebagai guru bahasa Indonesia abad 21 atau era menuju 5.0. Menurut Mukhtar Hadi (2024) masyarakat era 5.0 adalah konsep yang merujuk pada sebuah masyarakat yang terintegrasi dengan teknologi tinggi dan berbasis kecerdasaan buatan (Artificial Intelelligence/AI). Oleh karena itu, proses belajar mengajar juga harus menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

            Transformasi digital dalam pembelajaran bukan lagi sekadar pilihan. Dewasa ini, kita “dipaksa” oleh zaman untuk menjadi bagian dari kemajuan teknologi. Jika tidak adaptif, maka akan menjadi gap (jarak) antara apa yang dialami oleh anak-anak generasi sekarang dengan apa yang dipelajari di sekolah. Guru bahasa Indonesia juga pendidik lainnya harus siap beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan meninggalkan metode pengajaran konvensional.

            Sejak kecil, passion saya adalah menjadi seorang guru yang profesional dan menyenangkan agar peserta didik saya dapat belajar dengan penuh semangat dan kegembiraan. Sepanjang perjalanan karier saya sebagai guru bahasa Indonesia sejak tahun 2015, saya telah mengalami berbagai tantangan dalam mengajar. Salah satu tantangan besar yang saat ini sedang saya alami adalah arus globalisasi dan revolusi digital yang kian memengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk dalam pendidikan. Namun, hal ini juga menjadi kesempatan bagi saya untuk mengembangkan diri dengan menggunakan metode pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan bagi peserta didik serta memanfaatkan aplikasi maupun teknologi yang ada. Lantas bagaimana AI, internet dan aplikasi lainnya dapat digunakan oleh peserta didik secara bijak dan bertanggung jawab?

Situasi

            Pada era digital menuju 5.0, para guru menghadapi lingkungan yang dinamis yakni teknologi yang berkembang kian pesat. Peserta didik kini memiliki akses ke sumber informasi tak terbatas dengan memanfaatkan kemudahan AI, internet dan aplikasi lainnya. Kondisi ini menciptakan tantangan dan peluang bagi guru yakni menjadikan pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan atau risiko penggunaaan teknologi secara tidak bertanggung jawab. Contohnya, plagiarisme dengan memanfaatkan kemudahan AI serta penggunaan aplikasi game atau platform online secara berlebihan yang mengganggu fokus belajar peserta didik. Sebagai guru, saya harus menavigasi situasi ini dengan menciptakan inovasi dalam mengajar dan melakukan sosialisasi untuk menghindari penyalahgunaan teknologi oleh peserta didik.

Tantangan

            Guru perlu memiliki pemahaman mengenai tantangan serta strategi yang harus dihadapi dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 menuju 5.0 agar bisa meningkatkan mutu pendidikan. Era ini tantangannya adalah menyiapkan peserta didik dengan
keterampilan serta mental yang memungkinkan mereka memiliki keunggulan dalam persaingan (Dwi Syukriadi, dkk. 2023). Tantangan yang dihadapi oleh guru bahasa Indonesia era digital ini sangat kompleks dan memerlukan pendekatan yang inovatif. Tantangan-tantangan yang dihadapi juga dapat menjadi peluang untuk menciptakan lingkungan belajar yang relevan dengan kebutuhan abad 21.

            Pertama, guru dituntut untuk memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran sehingga proses belajar mengajar menjadi inovatif dan interaktif. Kedua, kehadiran platform digital dan media sosial mengubah cara belajar dan berinterasi peserta didik sehingga guru dituntut untuk mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Ketiga, literasi digital pada peserta didik yakni mereka harus mampu memilah dan menilai informasi dengan bijak. Keempat, penyalahgunaan AI oleh peserta didik dalam pembelajaran sehingga berpotensi menimbulkan ketidakjujuran dan menghambat keterampilan berpikir kritis (HOTS). Melalui ketiga hal ini, guru bahasa Indonesia dituntut untuk membekali peserta didik dengan keterampilan yang relevan di era digital.

Aksi

            Dalam mengatasi tantangan di atas, ada beberapa aksi yang dapat dilakukan sebagai guru bahasa Indonesia era digital. Pertama, menggunakan aplikasi dan platform digital yang menarik, seperti Kahoot!, Quizizz, dan Learning Management System (LMS) agar pembelajaran menjadi lebih menarik, interaktif dan inovatif. Kedua, mengembangkan proyek digital misalnya mengajak siswa menulis blog tentang karya sastra yang mereka baca seperti novel atau puisi sehingga membantu mengembangkan keterampilan menulis mereka. Ketiga, mendampingi peserta didik dalam memilih sumber informasi misalnya melalui sumber informasi yang berasal dari organisasi atau individu yang kredibel dan terpercaya. Keempat, guru memberikan edukasi dan etika tentang plagiarisme serta memberikan tugas berbasis masalah untuk mendorong HOTS.

Refleksi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline