Tanggal 22 juli 2014 selesai sudah rekapitulasi hasil pemilihan presiden oleh KPU RI dengan pemenangnya adalah pasangan Jokowi-JK.
Selama masa kampanye pilpres ada banyak tokoh yang tampil sebagai tim sukses ataupun juru kampanye pasangan capres-cawapres baik dari kalangan tokoh masyarakat dan tokoh agama dan tidak ketinggalan dari tokoh agama Kristen.
Ada dua nama dari kalangan tokoh agama Kristen yang secara terang-terangan mengkampanyekan pasangan Prabowo-Hata sebagai calon Presiden dan wakil presiden yaitu Pdt.Dr Jacob Nahuway (Ketua umum Persekutuan Gereja Pentakosta Indonesia) dan Pdt.Dr.Nus Reimas (Ketua umum Persekutuan Gereja-gereja dan lembaga injili Indonesia).Jabatan lain Pendeta Jacob Nahuway adalah Ketua Umum Sinode Gereja Bethel Indonesia,sedangkan Pendeta Nus Reimas cukup lama menjadi Direktur Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia.
Kedua nama tersebut adalah Pendeta senior dan cukup populer dikalangan Kristen selain karena memimpin lembaga gereja aras nasional juga menjadi pengkhotbah di ibadah-ibadah Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) baik di dalam maupun luar negeri.Menilik jabatan gerejawi dan reputasi keduanya,tidak mengherankan kalau ada pasangan Capres-Cawapres yang tertarik menggunakan jasa mereka untuk menarik suara dari kalangan warga gereja/Kristen.
Berbagai cara dilakukan oleh Pendeta Jacob dan Pendeta Nus untuk mengkampayekan pasangan Prabowo-Hata.Pendeta Jacob Nahuway mengeluarkan surat edaran berkop PGPI yang berisi himbauan untuk memilih Prabowo sebagai Presiden,dan di beberapa Ibadah Kebaktian Kebangunan Rohani seperti di Jawa Tengah dan Medan dari atas mimbar secara vulgar Pendeta Jacob Nahuway meminta jemaat untuk memilih Prabowo-Hata.Pendeta Nus Reimas pernah mengatakan bahwa lembaga yang dia pimpin bersikap netral di Pilpres,tapi secara aktif beliau terlibat pada acara-acara ibadah yang bertajuk Doa bagi Bangsa,padahal ibadah tersebut adalah ibadah yang sengaja dikemas untuk mendukung pasangan Prabowo-Hata.
Setelah berakhirnya rekapitulasi KPU,saya tertarik mencermati sejauh mana efektivitas kedua tokoh tersebut dalam mengkampanyekan pasangan Prabowo-Hata untuk meraih suara dari kalangan pemilih Kristen.Mari kita lihat website www.kpu.go.id dan website www.kawalpemilu.org berapa perolehan suara pasangan Prabowo-Hata di kantong-kantong Kristen seperti Papua,Papua Barat,Maluku,NTT,Kalbar,Kalteng dan beberapa kabupaten di Sumut(Nias,Taput,Toba,Samosir,Karo) bahkan di Sulawesi Utara kampung halaman ibunda Prabowo,pasangan ini kalah telak dari pasangan Jokowi-JK.Dalam percakapan saya dengan banyak warga gereja dan Pendeta,ternyata mayoritas bukanlah pemilih Prabowo. Seandainya katakanlah Prabowo-Hata yang menjadi pemenang Pilpres tetapi didaerah kantong-kantong Kristen ternyata Prabowo-Hata kalah,sudah seharusnya Pendeta Jacob Nahuway dan Pendeta Nus Reimas merasa gagal.Yang terjadi justeru sebaliknya,bukan merasa gagal memenangkan Prabowo-Hata,malahan Pendeta Jacob Nahuway ikut terlibat dalam ibadah pengucapan syukur kemenangan Prabowo-Hata di JCC tanggal 18 juli 2014 beberapa hari sebelum pengumuman resmi KPU..
Kesimpulan saya,tampilnya Pendeta Jacob Nahuway dan Pendeta Nus Reimas mengkampanyekan pasangan Prabowo-Hata tidak memberikan effeck apa-apa (ga ngeffeck) untuk memenangkan Prabowo-Hata menuju RI 1dan RI 2.Warga gereja sudah cukup cerdas untuk menilai mana pasangan calon terbaik yang mereka pilih.
Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada Pendeta Jacob Nahuway dan Pendeta Nus Reimas,saya menyarankan semoga kekalahan Prabowo-Hata menjadi bahan instropeksi dan perenungan.Tidak perlu ikut-ikutan menolak hasil pilpres apalagi menuduh penyelenggara pemilu dan pihak lain curang sehingga Prabowo-Hata kalah.Semoga juga pada waktu-waktu yang akan datang jikalau bapak berdua masih sebagai pimpinan lembaga gereja tidak lagi melibatkan diri dalam kegiatan politik praktis.Masih banyak hal yang bapak berdua bisa lakukan sebagai pimpinan lembaga gereja untuk pertumbuhan kerohanian warga gereja dan mendorong warga gereja untuk berkontribusi dalam berbagai bidang bagi kemajuan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H