Lihat ke Halaman Asli

Kehilangan

Diperbarui: 30 Juni 2018   17:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hujan turun sangat deras sore itu, telah memaksaku untuk berhenti disuatu gerai kopi sekedar untuk minum segelas kopi penghangat tubuh sambil menunggu kemacetan usai.

Sehabis membayar, lalu aku berdiri agak disudut ruangan sambil menunggu kopi pesananku, seketika terdengar suara lembut yang memanggil namaku. Aku menoleh ke arah sumber suara itu, ternyata dia adalah istri dari seorang sahabatku yang telah meninggal 3 bulan lalu. Saat itu juga, aku datang menghampirinya dimeja tempat dia duduk sendiri sekedar untuk menyapa, dan diapun menyambut salamku dengan lembut.

Tiba-tiba barista dari gerai kopi tersebut memanggil namaku dan akupun beranjak mengambil kopiku sambil mataku mencari meja kosong diruangan non smoking untuk tempatku duduk. "Abang duduk disini saja, kebetulan juga aku sendiri dan tidak ada lagi meja yang kosong kan ... !" Demikian dia berucap denganku. Menyadari ketiadaan meja itu, akupun menjawab .. "sekiranya kamu tidak keberatan, dengan senang hati."

Dimeja tempat kami duduk, sejenak dia terdiam sambil tertunduk, terlihat dia ingin menyampaikan sesuatu. Meskipun masih nampak cantik, tetapi raut kusut lebih dominan diwajahnya, sangat jauh berbeda dengan wajah yang dulu sangat terawat ketika suaminya masih ada.

Kelihatannya beban pikiranmu terlalu berat ... kenapa ..?? Bagaimanapun kamu sudah harus menjalankan hidupmu dengan semangat karena kamu sekarang single parent, kamu tidak boleh bersedih terus ... sudah saatnya kamu move on karena anak-anakmu sangat membutuhkanmu .." (demikian aku memulai pembicaraan).

Kemudian dia sekilas menatapku lalu tertunduk sambil berkata, "boleh aku curhat dengan Abang .. ??" (Demikian dia memulainya). ... "boleh .. dengan senang hati aku akan mendengarkannya .." (jawabku).

Kubiarkan dia bercerita terus .. sambil menyimak dan menyelami apa yang sedang dia hadapi.

Akhir bulan Juni ini aku dan anak-anak akan kembali pindah ke kota M, kota tempat dimana aku dilahirkan dan orangtuaku bertempat tinggal saat ini. Kelihatannya kami tidak akan mungkin bertahan disini dengan keadaan aku tidak bekerja, itulah sebabnya kami sedang mempersiapkan semuanya saat ini, termasuk juga berkaitan dengan perpindahan sekolah anak-anak dan rencana penjualan rumah yang kami tempati saat ini.

Beberapa waktu lalu aku berusaha mencari semua dokumen-dokumen penting yang selama ini aku sangat tidak pernah perduli. Ternyata semua itu disimpan rapi oleh almarhum suamiku disuatu kotak dilemari pakaiannya.

Disela-sela semua dokumen tersebut, aku menemukan sebuah amplop yang didalamnya ada suatu tulisan yang disertai 2 lembar sertifikat deposito yang jumlahnya cukup besar. Karena penasaran, lalu aku membaca isi tulisan tersebut yg ternyata berbunyi demikian :

"Mama ... aku tau mungkin umurku tidak akan lama lagi karena menurut dokter fungsi jantungku tinggal 20 %. Sebelumnya, dokter pernah menyarankan untuk segera melakukan operasi bypass, tetapi aku memilih untuk tidak melakukannya hingga saat ini, karena bagiku cepat atau lambat ... kematian tetap akan tiba bagi setiap orang. Itu hanya masalah waktu saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline