Lihat ke Halaman Asli

Pensiun dengan Uang Rp. 100 Juta, Cukupkah?

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu yang lalu ngobrol dengan someone yang lagi ditugasi belajar tentang Credit Union, semacam lembaga keuangan mikro untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Konsepnya sih bagus, masuk akal. Tapi ada satu hal yang mengganjal. Salah satu produk dalam Credit Union (CU) adalah tabungan hari tua/tabungan pensiun. Aku lupa gimananya, tapi pokoknya setelah 15 tahun menabung nasabah akan punya uang sebesar Rp. 100 juta. Banyak ? Tergantung. Tergantung orangnya ? Bukan. Tergantung pengetahuan kita akan keuangan. Maksudnya ? Begini… Seberapa banyak sih Rp. 100 juta itu ? Bagi sebagian besar orang, uang segitu emang banyak. Tapi orang kadang lupa satu faktor keuangan yang jarang diperhitungkan oleh orang awam, yaitu INFLASI. Inflasi itu apa ? Bank Indonesia memberikan definisi inflasi sebagai “meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus.” Secara sederhana, bila tingkat inflasi tahunan suatu negara adalah sebesar 10%, berarti harga barang-barang di negara itu dalam satu tahun meningkat sebesar 10%. Artinya, kalau pada awal tahun kita punya uang Rp. 100 juta bisa buat beli es krim Magnum yang harganya @ Rp. 10.000 sebanyak 10.000 batang, maka pada akhir tahun harga es krim Magnum akan meningkat 10% menjadi Rp.  11.000. Itu artinya uang kita Rp. 100 juta itu hanya akan bisa membeli es krim Magnum sebanyak 9090 batang, atau berkurang sekitar 10%. Kabar buruknya adalah, di negara kita Indonesia ini, inflasi selalu terjadi setiap tahun dengan besaran rata-rata sekitar 6-10%/tahun. Ini artinya, setiap tahun nilai uang kita akan berkurang sekitar persentase itu. Bayangkan, kalau kita menabung di bank dengan bunga deposito 6%/tahun dan inflasi 7%/tahun, dikurangi pajak, biaya administrasi dll maka sebenarnya kita kehilangan nilai uang kita 2%/tahun ! Kembali ke topik, berapa besar sih uang pensiun sebesar Rp. 100 juta itu dalam waktu 15 tahun ke depan ? Mari berhitung… Kita ambil angka inflasi terbaiknya, 6%. Asumsi kita (yang biasanya meleset apalagi krisis ekonomi dunia makin parah), tidak ada krisis ekonomi seperti yang terjadi sekitar tahun 1998. Waktu itu inflasi kita menyentuh level 77% ! Kalau kita ambil angka inflasi 6%, maka kira2 peningkatan harga es krim Magnum itu begini ini : 2010 –> Rp. 10.000 2011 –> Rp. 10.600 2012 –> Rp. 11.236 2013 –> Rp. 11.910 2014 –> Rp. 12.624 2015 –> Rp. 13.382 2016 –> Rp. 14.185 2017 –> Rp. 15.036 2018 –> Rp. 15.938 2019 –> Rp. 16.894 2020 –> Rp. 17.908 2021 –> Rp. 18.982 2022 –> Rp. 20.121 2023 –> Rp. 21.329 2024 –> Rp. 22.609 2025 –> Rp. 23.965 Jadi, kalau kita mulai nabung tahun ini untuk mendapat uang pensiun kita 15 tahun lagi sebesar Rp. 100 juta, maka harga-harga akan meningkat LEBIH DARI DUA KALI LIPAT ! Itu artinya, 15 tahun lagi, harga beras yang sekarang berkisar Rp. 7.000 akan mencapai sekitar Rp. 15.000, harga motor yang sekarang sekitar Rp. 14 juta akan mencapai Rp. 30 juta, dan tentu saja, harga es krim Magnum yang sekarang Rp. 10.000 akan menjadi Rp. 24.000 seperti yang sudah kita hitung. Kalau sekarang dengan uang Rp. 100 juta kita bisa beli 10.000 batang es krim Magnum, maka 15 tahun lagi dengan uang Rp. 100 juta kita hanya akan bisa membeli 4172 batang ! Artinya nilai uang kita berkurang hampir 60% ! Lalu cukupkah pensiun dengan uang Rp. 100 juta ? Mari kita hitung lagi… Anggaplah umur kita sekarang 40 tahun. Berarti kita mendapatkan uang pensiun kita pada umur 55 tahun. Dengan harapan hidup sekitar 70 tahun, berarti uang pensiun Rp. 100 juta itu harus cukup untuk 15 tahun. Anggaplah kita memilih hidup single untuk seumur hidup. Biar hemat, walaupun kita tahu, hemat pangkal miskin. Uang Rp. 100 juta untuk 15 tahun itu artinya tiap bulan uang pensiun kita adalah Rp. 555.555 selama 15 tahun sisa hidup kita. Kalau standar kemiskinan PBB sekarang adalah penghasilan 2$/hari, maka 15 tahun lagi standar itu akan meningkat menjadi sekitar 5$/hari. Dengan kurs Rp.10.000, artinya 15 tahun lagi standar kemiskinan adalah berpenghasilan Rp. 1.500.000/bulan. Sementara penghasilan kita hanya Rp. 500ribuan sebulan. Itu jauh di bawah garis kemiskinan ! Itu belum memperhitungkan inflasi untuk 15 tahun berikutnya setelah kita pensiun kan ? Sekarang, dengan pengetahuan tambahan ini, pertanyaan di judul nampaknya sudah tidak perlu dijawab. Pertanyaannya akan berubah menjadi : Masih mau, pensiun dengan uang Rp. 100 juta ? Jadi inget, jaman aku SD dulu, sekitar 15-20 tahun yang lalu, harga semangkok mie ayam masih Rp. 350. Sekarang ? Sudah Rp. 5.000. Itu artinya meningkat 14 x lipat ! Kalau ekonomi gonjang-ganjing lagi kayak tahun 1998, maka 15-20 tahun lagi, semangkok mie ayam akan berharga Rp. 70.000 !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline