Setelah bertahun-tahun melawan penjajah, Ir. Soekarno, selaku presiden pertama RI mengharapkan adanya sebuah monumen raksasa untuk memperingati perjuangan rakyat Indonesia sampai akhirnya merdeka.
Monumen itu dinamakan Monumen Nasional atau biasa dikenal dengan Monas. Kini Monas sudah menjadi ikon dari Kota Jakarta. Banyak yang mengatakan kalau belum mengunjungi Monas, maka belum sah mengunjungi Jakarta. Tak disangka-sangka, monas memiliki fakta-fakta menarik yang tidak diketahui banyak orang. Berikut adalah fakta menarik seputar Monumen Nasional.
Penolakan pembangunan Monas
Presiden Soekarno memang mengusulkan untuk mendirikan sebuah monumen, tetapi tidak semua masyarakat menyetujui hal ini. Menurut sebagian orang, saat itu Indonesia masih kesulitan dalam perekonomian. Membangun proyek monumen kemerdekaan dianggap sebagai pemborosan.
Diadakan sayembara untuk merancang
Untuk mendapati bentuk bangunan Monas yang saat ini kita lihat tidaklah mudah. Pada tahun 1954, didirikanlah sebuah komite untuk pembangunan Monas. Lalu tahun 1955 diadakan sayembara pertama Perancangan Monumen Nasional.
Terapat 51 rancangan dalam sayembara tersebut, tetapi hanya 1 karya, yaitu milik Frederich Silaban yang memenuhi kriteria dari komite. Di tahun 1960 sayembara kembali diadakan, tetapi dari 136 karya yang masuk, tidak ada yang memenuhi kriteria.
Juri akhirnya meminta Silaban untuk menunjukkan karyanya kepada Presiden Soekarno. Saat itu presiden pertama RI ini merasa rancangannya masih kurang menarik.
Ia meminta Silaban untuk membuat rancangan baru yang memiliki bentuk Lingga dan Yoni serta memasukkan angka-angka yang melambangkan hari kemerdekaan dalam rancangannya.
Silaban akhirnya membuat rancangan yang sudah sesuai dengan kriteria yang diberikan oleh Soekarno, tetapi ternyata tidak sesuai dengan anggaran negara. Akhirnya, Soekarno meminta seorang arsitek yaitu R.M. Soedarsono untuk melanjutkan rancangannya supaya biaya pembangunannya bisa lebih ditekan.
Makna bentuk bangunan Monas