Museum Sejarah Jakarta adalah nama resmi dari Museum Fatahillah. Fatahillah sendiri sebetulnya adalah nama lapangan yang berada di depannya. Karena Museum Sejarah Jakarta berada tepat di tengah-tengah lapangan Fatahillah, museum ini akhirnya menjadi lebih terkenal dengan sebutan Museum Fatahillah.
Gedung dari Museum Sejarah Jakarta sendiri juga memiliki sejarah. Pada awalnya, gedung ini dijadikan sebagai balai kota Batavia atau dalam bahasa Belanda disebut juga Stadhuis van Batavia. Gedung ini dibangun pada tahun 1707-1710 dibawah pemerintahan Gubernur-Jenderal Joan Van Hoorn. Design bangunannya tersendiri terinspirasi dari Istana Dam di Amsterdam, Belanda. Bangunannya memiliki bangunan utama, sayap bangunan di kiri dan kanan bangunan utama, ruang persidangan, dan ruang bawah tanah yang dijadikan sebagai penjara.
Di Museum ini, terdapat benda-benda replika peninggalan sejarah, mulai dari Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Pajajaran, mebel antik, prasasti, dan masih banyak lagi. Museum ini dibagi menjadi beberapa ruangan yang dimana setiap ruangannya memiliki tema yang berbeda-beda. Ada banyak sekali pengunjung yang datang karena informasi dari Museum Sejarah Jakarta cukup lengkap dan mudah dipelajari karena setiap benda memiliki penjelasan, setiap penjelasan memiliki gambar. Selain itu, Museum ini juga menyiapkan pemandu jika teman-teman ingin penjelasan yang lebih lugas lagi.
Tidak hanya bisa belajar sejarah, teman-teman juga bisa mengambil gambar dengan latar vintage gaya Eropa di museum ini. Selain itu, Museum Sejarah Jakarta juga memiliki kantin kecil untuk bersantai, juga toko souvernir untuk oleh-oleh yang ada di halaman setelah pintu masuknya.
Jika ingin berkunjung, museum ini buka setiap hari Selasa hingga Minggu (Senin Libur), mulai dari jam 9 pagi hingga jam 3 sore. Untuk harga tiket masuk juga murah, berkisar 2000-5000 rupiah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H