Pesta demokrasi 2024 telah usai. Selain ada yang meninggal dunia, tidak sedikit pula petugas KPPS maupun mereka yang terlibat dalam Pemilu jatuh sakit akibat kelelahan.
Salah satunya dialami seorang petugas PTPS (Pengawas Tempat Pemungutan Suara) di Yogyakarta.
Beliau adalah paman saya sendiri (adiknya ibu), Bapak Dominggus de Quelju, petugas PTPS yang bertugas di TPS 1 Kelurahan Bumijo, Kecamatan Jetis, Yogyakarta.
Dua hari pascapemilu, pada Sabtu dinihari (17/02/2024) beliau mengalami serangan jantung hebat dan terpaksa dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Dalam obrolan di grup WA, beliau menceritakan apa yang dialami. Serangan jantung tidak terduga ini tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Hal ini mengingat beliau tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Sebelum kejadian ini, beliau juga tidak pernah mengalami sakit berat apapun.
Kami keluarga besar, dan saya sendiri keponakan beliau, cukup kaget mendapat kabar ini pada Sabtu pagi. Hati langsung cemas dan was-was, berharap dan berdoa kejadiannya tidak sampai fatal.
Sebenarnya, kekhawatiran saya akan kejadian seperti Pemilu 2019, dimana banyak petugas Pemilu yang sakit dan meninggal dunia, mulai muncul menjelang hari pencoblosan. Apalagi mengingat seorang paman saya ini menjadi petugas PTPS yang tentunya mendapat tugas dan tanggung jawab yang besar.
Sebagai petugas pengawas TPS yang ditunjuk langsung Bawaslu, tugas Pak Dominggus selama gelaran Pemilu 2024 tidaklah ringan.