Bersembunyi diantara peluh dan bisu
aku menenggelamkan diri dekat pintu
meski aku tahu
bukan perkara mudah mengabaikanmu
Pohon-pohon berlari
rumah-rumah mengikuti
kendaraan pun menepi
tapi debar bertalu-talu di dadaku enggan berhenti
Helai demi helai kenangan menari-nari di pelupuk mata
mengikuti irama detak cinta yang masih menbara
merayakan hadirmu di kereta yang sama
dekat pintu sebelah sana
Satu-satu perhentian terlewati
satu-satu peluh dan bisu pun beranjak pergi
menyisakan ruang kosong di sisi
serupa kosongnya ruang hatiku yang telah bertahun sepi
pun dirimu yang masih sendiri hingga kini
Hanya menghitung detik
sekejap kau berdiri begitu dekat
membawa senyum termanis yang pernah kulihat
dengan tatapan penuh rindu yang begitu hangat
sembari lembut berbisik,
"Halo, mantan... "
***
Sebuah puisi untuk meramaikan Valentine Day bersama Click Kompasiana...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H