Saya sudah men-download aplikasi Gojek di gawai saya sejak tujuh tahun lalu, tepatnya tahun 2016. Namun, satu tahun awal aplikasi tersebut jarang saya gunakan.
Akun Gojek tersebut mulai aktif sekitar setahun setelahnya. Ketika itu anak saya sudah duduk di bangku kelas dua SD.
Saya juga meng-instal aplikasi ojek online lainnya yaitu Grab. Jasa Gojek dan Grab saya manfaatkan untuk antarjemput anak saya ke sekolah setiap hari.
Karena sekolah anak saya hanya berjarak dua kilometer dari rumah, tarif jasa ojek online lebih irit dibandingkan tarif angkutan umum. Driver Gojek dan Grab (motor) umumnya juga tidak keberatan membawa dua penumpang, saya dan anak saya yang badannya memang masih kecil waktu itu.
Selain itu, dengan menggunakan ojol, saya dan anak saya langsung diantar sampai rumah. Sedangkan bila menggunakan angkutan umum, kami masih harus jalan kaki dari jalan raya untuk tiba di rumah.
Setiap akan memesan jasa ojol, saya akan membuka kedua aplikasi tersebut, baik Grab maupun Gojek, lalu saya akan memilih tarif yang lebih murah.
Dari tahun 2017 sampai awal tahun 2020, sesaat sebelum pandemi, sebagai pelanggan ojek online, saya sangat dimanjakan dengan berbagai kemudahan. Banyak sekali tarif promo yang saya dapatkan. Kemungkinan karena saya menggunakan jasa ojol setiap hari, maka peivilege tarif promo saya dapatkan.
Berkali-kali saya mendapatkan tarif promo Rp1.000, Rp3.000,-, bahkan gratis untuk satu kali jalan.
Bukan hanya ojek motor, ojek mobil pun banyak sekali tarif promonya.
Begitu pandemi datang, dan anak-anak tidak berangkat ke sekolah, takada lagi pemesanan jasa ojek online. Saya bahkan terpaksa menghapus salah satu aplikasi dan menyisakan Gojek saja agar penyimpanan gawai saya tidak penuh. Namun di gawai suami, kedua aplikasi ini masih tetap tersedia.