Mengawali hari di Jakarta tidaklah mudah. Berburu waktu dan berebut jalan dengan pengguna jalan lainnya menjadi makanan sehari-hari. Belum lagi aneka lubang dan sumur resapan air yang bertebaran di sepanjang jalan raya menambah crowded -nya pagi.
Empat hari lalu, tepatnya di hari Senin pagi, saya dan suami melakukan perjalanan menuju Kota Bogor. Keperluan yang cukup mendesak membuat suami pun harus izin satu hari dari kantor.
Usai mengantarkan anak kami ke sekolahnya di kawasan Pejaten, suami balik lagi ke rumah untuk menjemput saya.
Sekitar pukul 7.35 kami berangkat dari rumah kami di kawasan pinggiran Jakarta Selatan menggunakan motor. Tujuannya adalah Stasiun KRL Pasar Minggu. Kami akan menggunakan commuter line menuju Bogor.
Perkiraan saya perjalanan ke Stasiun Pasar Minggu tidaklah lama, apalagi menggunakan motor. Jarak lebih kurang 7 km di Jakarta, dengan laju kendaraan kecepatan sedang bisalah ditempuh dalam waktu 20-25 menit.
Ternyata prediksi waktu tidak sesuai harapan. Jakarta setiap Senin pagi memang crowded sekali. Padahal kami berangkat sudah melewati waktu berangkat anak sekolah. Harapannya kepadatan di jalan raya akan berkurang. Alih-alih lancar, kemacetan rasanya kian parah.
Keluar dari kawasan perkampungan, kami masuk ke Jalan Pangkalan Jati 1 menuju perempatan DDN. Kondisi jalan sudah cukup padat dengan kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Kendaraan tidak bisa melaju nyaman, beberapa kali tersendat.
Ternyata ada satu proyek pengerjaan PLN, berupa penggalian lubang untuk penanaman kabel. Sering disebut dengan istilah "galian kabel". Kegiatan proyek yang memakan hampir separuh badan jalan, persis di depan Bank BRI samping Kampus UPN Veteran Pangkalan Jati.
Beberapa meter sepanjang galian, lebar jalan yang semula cukup untuk dua mobil, terpaksa menjadi satu jalur. Kendaraan dari dua arah mau tidak mau harus bergantian melewati satu jalur tersebut.
Pengenudi motor masih lebih bersyukur daripada pengemudi mobil, bisa melajukan kendaraannya di sela-sela kendaraan lain.