Lihat ke Halaman Asli

Martha Weda

TERVERIFIKASI

Mamanya si Ganteng

Berjumpa Puisi di Lorong Malam

Diperbarui: 13 Januari 2023   18:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Pexels.com/RAY BILCLIFF) 

Tadi malam aku berjumpa dengan puisi

Berjalan seorang diri, di sepinya lorong malam yang larut

Tidak seperti biasa, puisi tampak kusut, kotor dan tercium bau amarah yang sangat kuat

Dalam keremangan cahaya bulan separuh, sangat jelas, wajah puisi yang tirus, bahkan penuh dengan bercak-bercak kegeraman

Tak seperti biasa pula, tangan kanan puisi membawa sebuah keranjang, penuh sesak dengan unpatan dan makian yang hampir tunpah

Sepertinya siap dilontarkan pada dia entah siapa pembawa petaka

Pun di tangan kirinya, dua bilah kecewa dan putus asa ada dalam genggaman, ingin  dijatuhkan tapi keduanya tak mau lepas

Oh puisi... 

Mengapa kau didihkan angkaramu

Lebih baik ikat emosimu itu dengan simpul mati, lalu buang ke aliran sungai yang deras, biarkan dia hanyut dan bubar di lautan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline