Lihat ke Halaman Asli

Martha Weda

TERVERIFIKASI

Mamanya si Ganteng

5 Kebiasaan Bertamu yang Bisa Bikin Tuan Rumah Kesal

Diperbarui: 29 November 2022   01:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi bertamu.(PEXELS/RODNAE PRODUCTIONS via Kompas.com)

Disadari atau tidak, ada beberapa kebiasaan tamu yang bisa bikin tuan rumah kesal. Alih-alih gembira, tuan rumah bisa kesal karena ulah tamu yang kurang beretika.

Ketika saya kecil dulu, rumah orangtua kami cukup sering didatangi tamu. Terlebih kami tinggal di kota kecil, dimana hubungan dengan kerabat, teman, dan tetangga cukup dekat, tidak ada ikatan aturan tertentu untuk bertamu.

Beberapa kali dalam seminggu ada saja saudara atau teman orangtua yang datang berkunjung. Entah hanya sekadar bersilaturahmi, atau memang ada satu keperluan.

Kami sebagai anak-anak sangat senang bila ada yang datang bertamu, lebih lagi bila ada adik bayi yang dibawa, kami berasa mendapat mainan baru.

Bertamu merupakan kegiatan sosial di masyarakat yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Kita semua pasti pernah merasakan dua posisi dalam situasi tersebut, yaitu sebagai tamu atau sebagai tuan rumah.

Dalam situasi-situasi tertentu, seperti pada hari raya keagamaan, kedatangan tamu baik dari kerabat maupun handai tolan bahkan sangat dinanti kehadirannya. Bersama berkumpul dalam suasana bahagia menjadi healing tersendiri bagi sebagian orang. Kehadiran tamu bisa membawa kebahagiaan bagi tuan rumah.

Pada hari-hari biasa sekalipun, seringkali kedatangan tamu juga membawa kegembiraan tersendiri bagi tuan rumah. Bercemgkerama tentang berbagai hal juga bisa menambah ide-ide untuk menulis khususnya bagi saya. 

Namun, ada kalanya kehadiran tamu tertentu sedikit mengganggu kenyamanan atau dapat membuat tuan rumah kesal. 

1. Cara memberitahu kedatangan sangat mengganggu

Seorang teman memiliki kebiasaan bertamu yang kadang bikin saya sedikit kesal. Teman ini punya kebiasaan ketika datang ke rumah akan teriak-teriak dari atas motornya, memanggil-manggil nama anak saya.

Teman ini tidak akan berhenti teriak sampai saya atau anak saya keluar. Saya sih tidak akan peduli bila tempat tinggal saya ini terletak di tengah kebun atau di dalam hutan yang tidak memiliki tetangga, teriaklah sepuasnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline