Lihat ke Halaman Asli

Martha Weda

TERVERIFIKASI

Mamanya si Ganteng

Ini Sebabnya Ada Orang-orang Senang Berkata-kata Kotor

Diperbarui: 26 November 2022   18:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (SHUTTERSTOCK via Kompas.com)

Saya senang bergaul dengan siapapun. Saya juga suka berinteraksi dengan siapa saja, selama orang tersebut berada dalam koridor yang sudah saya tentukan sejak semula, berada dalam garis-garis batas toleransi yang sudah saya tarik sedari awal.

Dengan demikian, bila ada seorang yang saya kenal, dan kemudian saya tahu dia melakukan hal-hal di luar batas toleransi saya, maka saya akan menarik diri menjauhi orang tersebut.

Misalnya saja, seorang wanita yang baru saya kenal ternyata adalah seorang yang menganut gaya hidup bebas, maka saya akan membatasi diri bergaul dengannya. 

Atau, ketika seorang wanita yang baru saya kenal ternyata adalah seorang yang senang gibah, maka saya juga akan bergaul seperlunya dengan wanita ini. Paling banter saya hanya akan say hello dan basa-basi ala kadarnya.

Bukan hanya dengan wanita saya melakukan demikian, terlebih dengan lawan jenis. Ketika gadis dulu, saya sangat selektif bergaul.

Saya hanya akan bergaul lebih dekat dengan laki-laki yang hidupnya nggak neko-neko. Yang pasti, bukan penggemar kehidupan malam, bukan penganut gaya hidup bebas, dan yang isi otaknya "bersih".

Kalau ada isi otak yang bersih, berarti ada isi otak yang kotor dong ya? Tentu saja. Otak yang kotor bukan berarti otak yang tidak pernah diccuci pakai detergen atau yang tidak pernah dibawa ke laudry ya...

Seseorang dikatakan memiliki otak yang kotor adalah ketika perkataan yang keluar dari mulutnya seringkali adalah perkataan-perkataan yang kotor, tidak sopan, tidak senonoh, dan selalu berbau cabul.

Orang-orang yang berotak kotor, memiliki ciri-ciri diantaranya akan mengaitkan segala sesuatu dengan hal-hal cabul. Misalnya, kita mungkin pernah melihat atau mendengar orang akan tertawa-tawa hanya karena mendengar satu kata seperti "pisang", "sosis", "susu","panjang", atau "becek".

Bukan hanya tertawa-tawa, orang berotak kotor ini bahkan bisa mengulik berpanjang lebar, saling bersahut-sahutan hanya untuk membahas kata-kata di atas, yang sebenarnya hanya kata-kata biasa di dalam pikiran orang-orang yang berotak bersih dan waras.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline