Siang itu, gawaiku berdering. Rich, anak lelakiku yang sedang berada di sekolah menelepon.
"Mama, masak sup kacang merah itu gampang kan, Ma?" tanya Rich begitu hubungan kami tersambung.
"Iya, gampang, " jawabku refleks.
Sup kacang merah yang dimaksud Rich adalah Brenebon, salah satu menu favorit keluarga kami.
Brenebon sendiri merupakan makanan tradisional nusantara khas Indonesia Timur, khususnya Minahasa dan Maluku. Masakan ini berasal dari pengaruh masakan Belanda yang diadopsi oleh masyarakat Indonesia bagian timur.
Nama "brenebon" merupakan pengucapan lokal Manado yang berasal dari Bahasa Belanda, yaitu bruine bonen; bruine berarti "warna coklat", sementara bonen berarti "kacang", maka bruine bonen berarti "kacang merah".
Hidangan sup ini dibuat dari kacang merah dan sayuran yang disajikan dalam kuah kaldu daging, dengan campuran rempah-rempah sebagai bumbu.
"Tetapi merebus kacang merah dan daging itu tidak bisa sebentar," terangku pada Rich.
"Butuh waktu 2 hingga 3 jam," lanjutku lagi.
"Apakah bumbunya banyak, Ma?" tanya Rich lagi. Di belakang terdengar suara riuh teman-temannya. Sepertinya mereka sedang berada dii dalam kelas.