Lihat ke Halaman Asli

Martha Weda

TERVERIFIKASI

Mamanya si Ganteng

Pencinta Novel Lebih Menyukai Novel yang "Happy Ending", Kenapa?

Diperbarui: 27 Februari 2022   12:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi membaca novel (Pexels.com/Tima Mirosnichenko)

Saya seorang penggemar novel. Sejak mulai mengenal novel sedari SMP melalui perpustakaan sekolah, sepertinya tidak terhitung lagi jumlah novel dari berbagai jenis yang sudah saya baca.

Zaman sekarang, pencinta novel diuntungkan dengan era digital dimana pembaca bisa mengakses novel ebook dengan sangat mudah.

Belum lagi dengan berbagai aplikasi membaca dan menulis novel yang kini mulai menjamur, baik yang gratis maupun yang berbayar. Pencinta novel seperti saya sangat dimanjakan dengan hal ini.

Namun, saya sendiri cukup pilih-pilih dalam memilih jenis novel yang akan saya baca. Biasanya kalau sudah jatuh cinta dengan satu penulis, saya akan berusaha membaca semua novel karyanya. 

Untuk jenis novel non-fiksi , misalnya, sastrawan Indonesia NH Dini merupakan seorang penulis yang saya kagumi dari karya-karyanya. Tulisan NH Dini sebagian besar mengambil kisah dari pengalaman hidupnya.

Sementara untuk jenis-jenis novel fiksi bertema percintaan misalnya, saya menyukai novel-novel Indonesia karya Marga T untuk penulis lawas era tahun 70, 80-an, dan novel-novel Pradnya Paramitha untuk penulis zaman now. 

Khusus untuk jenis novel fiksi bertema percintaan tersebut, ending atau penutup cerita akan menjadi rujukan saya apakah sebuah noel akan saya baca atau tidak

Ada berbagai macam jenis akhir cerita dari sebuah novel. Question ending, surprise ending, sad ending, dan happy ending adalah beberapa di antaranya.

Nah, ending yang menyenangkan versi saya untuk jenis novel fiksi bertema cinta yakni happy-ending. Jadi ketika saya dihadapkan pada sebuah novel jenis tersebut untuk dibaca, biasanya saya akan nemulai dengan membaca beberapa halaman di depan, dan beberapa halaman di belakang. Gunanya untuk memastikan kalau cerita tersebut berakhir happy atau tidak.

Happy-ending sendiri merupakan sebuah akhir cerita dimana keinginan dan tokoh dalam cerita tercapai. Memang akhir cerita seperti ini dapat dengan mudah ditebak, dan mungkin kesannya cerita-cerita dengan ending seperti itu dapat dengan mudah dibuat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline