Lihat ke Halaman Asli

Martha Weda

TERVERIFIKASI

Mamanya si Ganteng

Ini 4 Prinsip Penting yang Sebaiknya Diketahui Ibu dalam Mendidik dan Membesarkan Anak-anak

Diperbarui: 20 November 2020   16:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Ibu dan anak (Sumber : Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Diberi kesempatan menjadi orangtua khususnya menjadi ibu, adalah anugerah dan mukjizat dari Tuhan yang tidak pernah habis saya syukuri.

Bisa mengandung, melahirkan, menyusui, mengasuh dan mendampingi tumbuh kembangnya tak bisa saya sandingkan dengan kebahagiaan apapun

Tatkala anak saya tidur, seringkali saya memandangnya lama, sambil merenung, sungguh saya beruntung diberi kesempatan luar biasa ini.

Menjadi ibu memang suatu anugerah. Tetapi apakah saya sudah mensyukuri anugerah Tuhan tersebut dengan menjadi ibu yang baik? Tentu jawabnya belum. Saya jatuh bangun berjuang menjadi ibu terbaik bagi anak saya.

Di waktu-waktu tertentu, ada kalanya saya merasa gagal menjadi seorang ibu. Seperti ketika saya memarahi putra saya karena sebuah kesalahan yang dibuatnya. Muncul penyesalan setelahnya karena merasa gagal mengendalikan diri dan emosi.

Hanya doa dan mendekat pada Tuhan yang membuat saya ingat bahwa saya hanyalah manusia, yang pastinya pernah berbuat salah. Bukan kesalahan itu yang utama, namun keinginan dan niat yang besar untuk berbalik dari kesalahan itulah yang terutama.

Bermodalkan proses didikan orangtua, khususnya ibu, saya belajar banyak hal. Didukung dengan pengamatan terhadap berbagai hal juga kisah-kisah kehidupan yang beredar seputar pola asuh ibu, saya memilah untuk hanya memilih pola asuh yang baik buat anak saya. Beberapa prinsip berusaha saya pegang teguh sebagai ibu dalam mendidik dan membesarkan anak saya

Mendidik dengan penuh kelembutan namun tetap tegas

Tidak setiap saat saya memosisikan diri saya sebagai ibu yang memiliki kekuasaan lebih, di depan anak saya.

Ada kalanya saya menempatkan diri sebagai teman baginya, dimana kami bisa bermain dan bersenda gurau bersama layaknya dua sahabat. Bahkan menjadi tempatnya bercerita banyak hal. Pada saat seperti ini saya akan menanggalkan posisi saya sebagai ibu, lalu berganti peran menjadi teman yang menyenangkan baginya.

Akan tetapi, dalam situasi-situasi tertentu dimana dibutuhkan ketegasan, maka kedudukan sebagai ibu kembali saya gunakan. Seperti dalam hal menegakkan disiplin dan tanggung jawab atas tugas-tugasnya. Dalam kondisi ini, saya selalu berusaha untuk tetap menjalin komunikasi dengan cara lemah lembut. Tanpa melibatkan emosi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline