Lihat ke Halaman Asli

Martha Weda

TERVERIFIKASI

Mamanya si Ganteng

Setiap Kali Ayah Bepergian, Saya Jatuh Sakit

Diperbarui: 26 Oktober 2020   04:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Ayah dan Anak Perempuan (Sumber : Pexels.com/Tatiana Syrikova)

Berbicara seputar kedekatan ayah dan anak perempuannya memang selalu menarik. Tidak pernah kehabisan kata untuk menceritakannya. 

Bila dikatakan ayah adalah cinta pertama setiap anak perempuannya, yup, saya sangat setuju.

Saya jatuh cinta luar biasa pada ayah saya. Cinta yang mendalam pada ayah tidak tumbuh dengan sendirinya. Cinta ini tumbuh dari ineraksi yang selalu manis antara ayah dan saya, anaknya. Semakin saya besar, cinta itu tumbuh kian subur.

Sebenarnya sifat kami berdua sangat bertolak belakang. Ayah seorang yang supel, ramah, dan suka bergaul. Sementara saya pemalu dan cenderung introvert.

Namun demikian, kami berdua memiliki beberapa kesenangan yang sama. Senang membaca dan mengoleksi buku. Juga senang mengulik-ulik soal-soal matematika dengan rumus yang rumit sekalipun.

Berprofesi sebagai guru, ayah sangat sabar membimbing kami anak-anaknya saat belajar di rumah. Dari empat anaknya, sayalah yang paling intens berinteraksi seputaran pelajaran dengan ayah di rumah. Bahkan hingga saya duduk di bangku SMA, ayah adalah guru privat saya di rumah. Pelajaran matematika adalah kegemaran kami berdua.

Ayah juga pribadi yang tenang, sabar, jarang terlihat marah, dan sangat pintar mengendalikan emosi. Untuk hal-hal tertentu, saya lebih senang curhat dan berdiskusi dengan ayah. Karena ayah tidak pernah melibatkan emosi dalam setiap diskusi.

Beda dengan Ibu, sewaktu-waktu emosinya bisa tersulut. Wajar saja, perempuan memang lebih senang pakai perasaan daripada pakai logika, hehehe....

Figur ayah sangat luar biasa di mata saya. Hal inilah yang membuat saya memimpikan figur laki-laki seperti ayah untuk menjadi pendamping saya di masa dewasa. 

Kecintaan yang mendalam pada sosok ayah ternyata bisa pula menimbulkan reaksi-reaksi yang tidak terduga dan tidak dapat dikendalikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline