Setelah cuti melahirkan saya berakhir, saya kembali bekerja dan meninggalkan si Ganteng, anak saya yang kala itu baru berusia 2,5 bulan dalam pengasuhan orang lain selama saya bekerja.
Karena ibu pengasuh si ganteng ini masih memiliki anak kecil usia 7 tahun yang juga butuh pengawasan, maka si ganteng anak kami dibawa ke rumahnya selama saya bekerja. Jarak rumahnya hanya sekitar 150 meter dari rumah kami.
Jadi teknisnya, saat saya akan berangkat kerja, si ganteng dijemput, dan saat kembali dari bekerja, si ganteng diantar kembali ke rumah.
Si ibu ini anak dari seorang ibu penjual jamu langganan selama saya cuti. Ketika saya meminta bantuannya mencarikan pengasuh, beliau menawarkan anaknya yang tinggal serumah dengannya.
Saya memutuskan untuk menerimanya karena keluarga ini sangat baik, ramah, dan sayang pada anak kecil. Kebaikan mereka bukan hanya pada kami, kepada siapapun kebaikan mereka terpancar.
Si ganteng mereka rawat, mereka jaga tidak ada bedanya seperti anak dan cucu sendiri. Apalagi keluarga ini sangat merindukan memiliki anak lelaki yang tidak didapatkan sampai artikel ini ditulis, sehingga curahan kasih sayang pada si ganteng sangat berlimpah.
Saya pun bisa tenang bekerja, tanpa perlu khawatir. Namun demikian saya tetap berpesan agar mereka cepat menghubungi saya melalui telepon bila terjadi sesuatu atau ada hal mendesak berkaitan dengan si ganteng.
Ketelatenan mereka merawat si ganteng terbukti dengan si ganteng yang sangat sehat dan berat badannya yang terus meningkat signifikan. Pipinya yang tampak semakin tembam bila ia tertawa, serta pantat montoknya yang bergoyang-goyang dalam balutan popok celana ketika ia belajar berjalan, sungguh menggemaskan. Saya dan suami pun cukup puas melihat pertumbuhan dan perkembangannya yang pesat.
Akan tetapi kenyamanan ini tidak berlangsung lama. Menjelang usia anak saya satu tahun, keinginan untuk berhenti bekerja dan mengabdikan diri sebagai ibu rumah tangga sangatlah besar.
Sebenarnya keinginan ini mulai muncul sejak si ganteng mulai mengerti arti kedekatan dengan seseorang. Si ganteng sangat dekat dengan ibu pengasuhnya. Bila ditinggal selepas mengantarnya kembali ke rumah, si ganteng serigkali menangis dan terlihat sangat kehilangan.
Beda halnya bila saya hendak berangkat atau sepulang dari bekerja. Ekspresi wajahnya datar saja seperti tidak terjadi apa-apa. Hiks...