Lihat ke Halaman Asli

Martha Weda

TERVERIFIKASI

Mamanya si Ganteng

Sudah Siapkah Anak Anda Masuk SD?

Diperbarui: 16 Juli 2020   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak-anak (Sumber: Freeimages.com/Elias Minasi)

Penambahan syarat usia dalam Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) jalur zonasi di DKI Jakarta yang baru-baru ini bergulir menimbulkan banyak polemik. Banyak orang tua siswa yang tidak terima karena anak-anaknya tidak memenuhi syarat usia, alias masih terlalu muda. 

Saya sendiri dulu memasukkan anak saya "si Ganteng" ke Sekolah Dasar di usia 6 tahun 9 bulan. Sebagai orang tua sempat bimbang saat akan memasukkannya ke SD. Kalau kami memasukkannya setahun lebih awal, si ganteng bahkan belum genap 6 tahun. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya kami putuskan untuk menunggu satu tahun. Sambil menunggu kesiapannya, kami menyekolahkannya ke Taman Kanak-kanak {TK}. 

Salah satu pertimbangan adalah kami ingin si ganteng benar-benar menikmati masa kecilnya, dengan waktu bermain yang lebih banyak, dan kemudian benar-benar siap saat memasuki fase sekolah.

Bukannya tidak banyak dengungan dari rekan-rekan orang tua yang membangga-banggakan anak mereka yang berusia muda saat masuk SD. Tapi saya menguatkan hati, tidak mau ikut-ikutan. Karena setiap orang tua menerapkan konsep pendidikan anak yang berbeda-beda. Kemampuan setiap anak pun berbeda-beda pula. Saya tidak ingin mengedepankan keinginan saya, lebih memilik kenyamanan dan kesiapan anak.

Pertimbangan kami tidak salah. Saat masuk kelas 1 SD, si ganteng sudah lancar membaca dan menulis. Si ganteng pun sangat bersemangat dan tidak terbeban dengan materi pelajaran dan tugas-tugas yang cukup banyak.

Kebijakan Pemprov DKI kali ini mungkin saja adalah kecenderungan suara hati dari para pendidik yang sesungguhnya, yang selama ini terpendam, terkumpul dan menggunung. Lalu meletus bagai gunung berapi melalui aturan ini. 

Buah dari gengsi beberapa orang tua siswa yang berlomba-lomba menyekolahkan anak mereka sedini-dininya. Seperti ada dalam pertandingan dan kalap untuk menjadi pemenang. Lalu ada rasa bangga bila anak mereka menjadi siswa termuda di sekolah. Tidak peduli apakah anaknya mampu mengikuti pelajaran di kelas atau tidak. Ini terjadi umumnya di awal masuk pendidikan formal di Sekolah Dasar.

Memang tidak terjadi pada semua orang tua, hanya pada mereka yang sangat terobsesi dengan usia muda.

Menyekolahkan anak sedini mungkin tidak salah. Apalagi bila si anak sudah sangat siap. Karena banyak juga anak-anak yang sudah mampu bahkan minta bersekolah di usia yang bahkan masih sangat muda.

Namun jangan lupa bahwa setiap anak diciptakan berbeda. Tidak bisa diberi label semua anak bisa mulai bersekolah di usia sangat dini. Anak orang lain mungkin bisa, tapi anak kita belum tentu. Begitu pula sebaliknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline