Telah berulangkali kuingatkan, berhenti bermain-main dengan beraneka mawar, yang sekujur batangnya dipenuhi dengan duri berjajar, yang segera akan menusukmu, setiap kala, tanpa terduga, saat kau lengah sekejap mata.
Sudah kukatakan berulang kali pula, jangan pernah membandingkan bunga satu dengan bunga lainnya. Setiap mereka tercipta dengan keindahan dan aroma yang berbeda. Dengan penggemar yang berbeda pula.
Barusan kau tertusuk lagi, olehnya, mawar merah merona, melambai lembut dengan kelopaknya, menertawaimu yang berhasil dilukainya.
Segera obati lukamu, hersihkan dan tutup dengan perban. Jangan biarkan dia bersuka kegirangan, melihatmu berdarah-darah, tersedu sedan.
Setelah lukamu kering, segeralah kalungkan hatimu hanya pada sekuntum bunga, dan senandungkanlah nada-nada rindu dan cinta padanya belaka, bernasa- masa.
Bilapun sekali waktu, tanpa sengaja, kau jumpa muka dengan mawar merah penggoda, beri dia senyum termanis yang kau punya, buat dia terpana, lalu tinggalkan dan jangan pernah lagi menoleh padanya.
Dia pun harus belajar untuk menghargai para pengagumnya.
______
Jakarta, 13 Maret 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H