Lihat ke Halaman Asli

Kunci Menjadi Pemuda Peduli Literasi

Diperbarui: 16 Februari 2023   11:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kunci Menjadi Pemuda Peduli Literasi

   

Mendengar sebutan literasi rasanya langsung terlintas di benak pembaca adalah kegiatan membaca. Lantas, literasi itu apa? National Institute for Literacy mendefinisikan literasi sebagai kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat.

Dalam bahasa latin istilah literasi biasa disebut sebagai literatus, artinya adalah orang yang belajar. Menurut Elizabeth Sulzby, seorang professor dari University of Michigan memaknai literasi adalah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi, membaca, berbicara, menyimak dan menulis. 

Sementara Education Development Center (EDC) memahami literasi lebih dari kemampuan baca tulis. Literasi adalah kemampuan individu untuk menggunakan segenap potensi dan skill yang dimiliki dalam hidupnya. Dengan kemampuan tersebut, maka seseorang dapat membaca dunia dari memaknai literasi.

Sejarah mencatat bahwa pemuda merupakan aset berharga. Generasi muda merupakan komponen penting yang harus dilibatkan dalam pembangunan. Mereka memiliki potensi yang luar biasa, semangat juang yang tinggi, berani berjuang dan berpendirian teguh. Pemuda seringkali dikaitkan dengan penggerak roda perjalanan suatu bangsa, bahkan perannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sudah tidak diragukan lagi. 

Seperti yang kita ketahui bahwa parameter perkembangan kualitas suatu bangsa dapat dilihat dari kemampuan menjawab tantangan di era milenium sesuai dengan dinamisnya zaman. Maka, untuk membuka kunci tantangan zaman dibutuhkan jendela dunia yang biasa kita sebut dengan kegiatan membaca. Salah satu mutu sumber daya manusia adalah literasi, karena untuk mengeksplorasi wawasan diperlukan keterampilan menerima informasi dengan baik dari membaca.

Namun, hal tersebut menjadi ironis karena bila ditelusuri data dan fakta terkait tingkat minat literasi, salah satunya UNESCO telah menyebut minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. 

Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca. Tingkat literasi rendah tersebut berdampak pada rendahnya produktivitas bangsa. Ini berujung pada rendahnya pertumbuhan dan tingkat kesejahteraan. 

Beragam upaya pemerintah sudah berusaha dilakukan untuk menyediakan media penunjang literasi di daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal), tetapi perlu kita sadari pula bahwa kita perlu inisiatif ikut berkolaborasi mewujudkan tujuan bangsa cinta literasi.

Adapun implementasi yang dapat kita terapkan ke dalam kehidupan seharu-hari, jadikan literasi menjadi lebih menyenangkan dan bermakna!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline