Lihat ke Halaman Asli

Berliana Dian

mahasiswi mahasiwi mahasiwi

Risiko Mudik Salah Satu Kebutuhan atau Hanya Rasa Ego Semata

Diperbarui: 14 Mei 2021   15:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Detik.com

Budaya dalam suatu organisasi muncul dari perilaku berulang anggotanya. Perilaku ini dibentuk oleh nilai-nilai yang mendasari, keyakinan dan sikap individu yang sebagian melekat tetapi juga dipengaruhi oleh budaya yang berlaku dalam organisasi. 

Risiko dapat berupa ancaman (threat) dapat juga berupa peluang (opportunity).namun apa yang terjadi apabila kita mengambil risko tanpa pertimbangan lebih lanjut? apa yangtindakan yang kita lakukan merupakan perbuatan terbaik yang dapat kita berikan? atau apakahhal tersebut dapat kita pertanggung jawabkan dimasa depan?  

beberapa pertanyaan tersebut terus bertanya diotak kita apakah tindakan yang kita lakukan sudah benar ataukah pemerintah semata mata hanya mengeluarkan kebijakan yang tidak mendasar demi kepentingan negara tanpa melihat kondisi rakyatnya

Risiko sebagai suatu probabilitas yang dapat menimbulkan kerugian sehingga risiko merupakan suatu aktivitas atau proses bisnis yang dapat menimbulkan dampak negatif. Secara umum, risiko akan bertambah apabila kemungkinan atau dampaknya bertambah pula sehingga risiko tersebut menjadi prioritas untuk dilakukan mitigasi. Menurut Global Association of Risk Professionals (GARP) risiko adalah situasi dimana hasil negatif dapat terjadi dan besar kecilnya kemungkinan terjadinya hasil tersebut dapat diperkirakan. Semakin besar risiko yang dihadapi, maka semakin besar pula modal yang dibutuhkan.

Risiko berbeda dengan ketidak pastian dimana risiko menggunakan data, informasi dan perhitungan untuk mengambil keputusan, sedangkan ketidakpastian tidak menggunakan data dan informasi hanya menggunakan kebiasaan yang dilakukan.

Ada beberapa hal yang diabaikan masyarakat dalam kegiatan mudik lebaran ini yang dapat merugikan banyak pihak yaitu : 

1. Terbatasnya pemahaman risiko sehingga mengabaikan risiko lain yang harus diperhitungkan. Mengabaikan risiko lain dapat berdampak besar terhadap kelangsungan perusahaan seperti risiko reputasi. 

2. Mengabaikan risiko yang diketahui dan telah didentifikasi. Mengabaikan risiko yang sering dilupakan adalah risiko di luar risiko normal seperti terjadi lonjakan kasus Covid-19 akibat tidak diterapkannya social distancing 

3. Adanya risiko tersembunyi dimana manajemen risiko mungkin gagal karena orang-orang yang tidak bertanggung jawab (risk owener) untuk risiko tidak mau melaporkannya sehingga sewaktu terjadi risiko tidak ada mitigasi risiko. 

4. Tidak Memantau Risiko 

Dengan adanya kesadaran masyarakat atas bahaya virus Covid-19 yang dapat tersebar luas apabila tetap melakukan keguiatan Mudik  hal tersebut yang dapat membantu pemerintah untuk secara sistematik mengidentifikasi kejadian-kejadian apa saja yang dapat menimbulkan risiko terhadap negara, dan mengevaluasi bagaimana dampak serta kemungkinan dari setiap kejadian tersebut. Sehingga pemerintah mampu mengembangkan langkah-langkah mengurangi risiko, baik dampak maupun kemungkinan dari setiap kejadian tersebut. Komunikasi internal dan eksternal yang efektif sangat penting untuk tidak menerapkan mudik 2021 dan pihak-pihak lain yang berkepentingan memahami dasar pengambilan keputusan dan mengapa tindakan-tindakan tertentu diperlukan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline