Kurikulum pendidikan di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan sejak kemerdekaan. Setiap perubahan kurikulum bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan di masa depan. Kurikulum yang dirancang dengan baik tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diperlukan bagi siswa untuk menjadi individu yang produktif dan berdaya saing. Kurikulum yang relevan dan dinamis mampu merespons perubahan zaman, teknologi, serta kebutuhan pasar kerja yang terus berkembang.
Kemudian, penulis ingin memberikan perbedaan antara kurikulum diera orang tua penulis (Kurikulum 1984) dengan kurikulum diera saat ini (KuMer).
Apa saja perbedaannya?
Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 dimana kurikulum tersebut didesain dengan fokus pada penguasaan materi dan hafalan. Pembelajaran lebih berpusat pada guru (teacher-centered) dan materi yang diajarkan cenderung statis, dengan sedikit ruang untuk pengembangan keterampilan berpikir kritis atau kreativitas. Pada masa itu, penekanan lebih diberikan pada aspek akademis murni dengan metode evaluasi yang sangat bergantung pada ujian tertulis.
Kurikulum Merdeka
Kurikulum saat ini seperti Kurikulum Merdeka menganut pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered) dengan fokus pada pengembangan karakter dan keterampilan berpikir kritis. Guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing belajar siswa, sedangkan siswa didorong untuk aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Kemudian, materi yang diajarkan lebih dinamis dan kontekstual, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, kurikulum ini mendorong penggunaan teknologi digital sebagai bagian integral dari proses belajar-mengajar, memungkinkan siswa untuk belajar secara interaktif dan kolaboratif. Lalu, bentuk penilaiannya pun lebih beragam, dengan menggunakan berbagai metode seperti penilaian diri, penilaian antar teman, dan penilaian portofolio.
Salah satu aspek penting dari kurikulum merdeka adalah penekanan pada pendidikan karakter dan keterampilan abad 21. Kurikulum ini dirancang untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan global dan tuntutan dunia kerja yang terus berubah. Selain itu, penilaian dalam kurikulum saat ini lebih komprehensif dan beragam, tidak hanya berbasis ujian tertulis tetapi juga mencakup penilaian proses dan hasil belajar, serta portofolio dan proyek.
Pergeseran dari kurikulum 1984 ke kurikulum saat ini mencerminkan upaya untuk mengadaptasi sistem pendidikan dengan kebutuhan zaman. Pendekatan yang lebih fleksibel dan berpusat pada siswa diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki keterampilan dan karakter yang dibutuhkan untuk berkontribusi positif di masyarakat. Dengan demikian, perubahan ini diharapkan dapat menciptakan generasi muda yang siap bersaing di kancah global dan menghadapi berbagai tantangan masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H