Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Berbagai Macam Keterampilan Berbahasa yang Penting Diketahui sejak Dini

Diperbarui: 5 Desember 2022   20:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Apa itu keterampilan berbahasa? Keterampilan Berbahasa merupakan kemampuan setiap individu dalam menggunakan bahasa. Keterampilan Berbahasa memiliki 4 komponen, yaitu Keterampilan Menyimak, Keterampilan Berbicara, Keterampilan Membaca, dan Keterampilan Menulis. Keterampilan ini dapat diperoleh baik secara lisan maupun tulisan. Lisan mencakup keterampilan menyimak dan berbicara. Sedangkan tulisan mencakup keterampilan membaca dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa ini saling berkaitan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk mempelajari keterampilan berbahasa sejak dini.

Setiap orang memiliki kemampuan berpikir dengan baik, tetapi tidak semua orang memiliki kemampuan berbahasa dengan baik. Apa yang kita pikirkan kadang belum tentu akan kita ucapkan atau lakukan, namun apa yang telah kita ucapkan dan lakukan itulah yang telah kita pikirkan. Keterampilan berbahasa tidak mudah didapatkan dalam waktu yang singkat. Maka dari itu, lebih baik mengenalkan anak pada keterampilan berbahasa sejak dini. 

Anak yang memiliki keterampilan berbahasa yang baik akan lebih cepat dan mudah berkomunikasi dengan orang di sekitarnya. Keterampilan berbahasa yang baik juga akan membantu anak menjadi lebih percaya diri dan juga dapat membantu kelancaran anak dalam berproses di bidang akademik maupun non akademik.

4 Keterampilan Berbahasa ini tidak dapat dipisahkan. Keempatnya saling berkaitan satu sama lain. Seseorang dapat dikatakan terampil berbahasa jika menguasai keempat komponen berbahasa tersebut. Adapun 4 Komponen Keterampilan Berbahasa antara lain:

1. Keterampilan Menyimak

Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang paling mendasar. Keterampilan ini sudah dimulai sejak kita masih di dalam kandungan. Susanti dalam bukunya yang berjudul Keterampilan Menyimak menjelaskan menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta menafsirkan untuk memperoleh informasi, menangkap isi, dan memahami makna komunikasi yang telah diungkapkan melalui bahasa lisan.

Menyimak sering kali dianggap sama dengan mendengar, padahal keduanya berbeda. Menyimak adalah kegiatan menangkap informasi yang disampaikan oleh seseorang. Sedangkan mendengar adalah kegiatan menangkap bunyi atau suara melalui telinga. Setiap orang sudah pasti melakukan kegiatan menyimak, mulai dari mendengarkan berita atau informasi di televisi maupun radio hingga mendengarkan teman bercerita. 

Seringkali seseorang sulit untuk meningkatkan keterampilan menyimak, karena mereka dituntut untuk memahami inti pembicaraan, bukan hanya mengetahui setiap kata. Penyimak harus fokus pada percakapan. Keterampilan ini dapat dilatih setiap saat. Dengan sering berlatih, maka kemampuan dalam menyimak akan semakin terasah.

2. Keterampilan Berbicara

Setelah komponen menyimak terdapat komponen berbicara. Abbas dalam bukunya yang berjudul Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di SD mengatakan bahwa keterampilan berbicara adalah alat untuk menyampaikan pendapat, perasaan, ide, gagasan, pikiran, dan perasaan kepada orang lain menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain untuk menciptakan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Berbicara merupakan cara paling sederhana untuk berkomunikasi. Dengan berbicara, kita dapat menyampaikan informasi kepada orang lain. Oleh karena itu, kemampuan berbicara harus dilatih sejak kecil. 

Keterampilan berbicara pada umumnya dapat dilakukan oleh semua orang, tetapi hanya sebagian orang yang mampu melakukan kegiatan berbicara secara terampil. Setelah dilahirkan bayi atau balita akan belajar untuk berbicara. Perlu dipahami oleh orang tua dan orang sekitar agar mereka selalu berbahasa yang baik dan sopan di lingkungan anak karena apa yang diucapkan oleh orang tua dan orang sekitar nantinya akan ditiru oleh anak-anak. Anak balita akan mulai berbicara dengan satu atau dua suku kata, seperti ibu, bapak, mau makan, dsb.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline