Lihat ke Halaman Asli

Belajar Dagang

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Waktu kuliah dulu dosen ekonomi makro menjelaskan teori JB Say : setiap penawaran menciptakan permintaan. The supply creates its demand. Sampai di rumah saya berpikir, benarkah teori itu. Penasaran, esoknya  hari libur pagi2 benar saya ke pasar induk. Beli aneka sayur mayur 1 karung. Ada bayam, kangkung, daun singkong, daun kacang panjang, dan daun kemangi.

Wedew... berat juga sayur 1 karung. Apalagi sepedanya tak ada boncengan di belakang. Terus karung dinaikkan becak, saya naik sepeda. Ngonthel ke pasar lain.

Sampai tujuan, karung diturunkan dari becak, saya markir sepeda. Keliling pasar dengan menyeret karung mencari tempat jualan. Saat hendak ambil tempat dimarahi orang, "Itu ada yg punya, jangan dipakai." Hiii... galak bener pedagang pasar. Terus jalan lagi cari tempat lain. Eits ada pedagang baik hati, "Tuh...di situ aja, yg punya baru libur. Bisa dipakai." Alhamdulillah....makasih buk.

Sudah dapat tempat, karung dibuka. Sayur mayur didasarkan. Satu, dua, tiga menit belum ada orang beli. Dag dig dug kalau gak laku mau diapakan sayur sekarung ini. Yg lebih merisaukan: kehilangan uang modal.

Terus ada ibu muda cantik lewat. Mulut saya mulai cerewet promosi. "Sayuran bu...mari...."

Senengnya hati saat ibu itu mau berhenti dan tangannya mulai memilih2 sayur. Dalam hati teriak kegirangan. "Horeeee.... akhirnya laku juga."  Teori JB Say benar, ada penawaran ternyata  bikin orang mendekat (ada permintaan).

Lebih senang lagi saat ibu itu tanya2 harga dan mengeluarkan uang dari dompetnya. Deal. Dia pembeli pertama.

Lalu pasar mulai ramai. Yang lewat di los2 makin banyak. Mulut saya cerewet lagi. "Mari bu..sayurnya bagus2."  Tak sia2 menawarkan dagangan. Satu per satu sayur laku terjual. Ada juga orang yg melirik saja. Itu pun sudah bikin hati senang. Daun2 hijau segar sudah bisa membuat orang untuk melirik.

Di depan saya ada penjual2 daging ayam. Ada yg laris, ada yg biasa. Lalu ada pedagang keliling yg teriak2, "Serbet2, tambal panci, handuk2...". Semua berlomba mendapatkan pembeli. Benar2 merasakan susahnya cari duit.

Lalu ada juga calon pembeli yg membanting sayur. Owh... harga yg saya tawarkan terlalu mahal. Terus saya turunkan harga biar pembeli gak kecewa. Saat paling menyenangkan ketika ada ibu yg membeli sayuran dalam jumlah besar. Wiiihhh...dagangan cepat habis. Pasti ia penjual makanan atau pengusaha catering.

Sudah keringatan karena tadi mengayuh sepeda, perut lapar dan gak nyangka dagangan bisa habis. Saatnya pulang, gak peduli untung atau buntung yg penting dagangan habis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline