Lihat ke Halaman Asli

Petani Tidak Boleh Kaya

Diperbarui: 7 September 2020   09:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

source : almi.or.id

      Semalam saya mengobrol dengan seorang pengusaha properti sukses bernama Bapak Alex. Tertuang dalam obrolan kami tentang petani tidak boleh kaya. Terdengar sangat berlebihan, namun sangat asik untuk diperbincagkan. Menurut beliau, petani saat ini hanya dijadikan objek suatu pergerekan. Pergerakan oleh LSM, institusi pendidikan, bahkan pemerintah. Walau tidak semuanya berdampak negatif, namun tawar-menawar petani pada komoditas tanaman pangan tidak pernah berubah.

Pikiran khalayak adalah petani hanya terkesan kotor, berlumpur, dan kurang berpendidikan masih terpatri hingga saat ini. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Salah satu pikiran yang dikemukakan oleh Bapak Alex adalah nilai tukar petani (NTP) di negeri ini tidak berimbang dengan produk dari industri lain. Padahal produk dari petani adalah produk yang bernilai ekonomis tinggi.

Ketika produk dengan komoditas yang tinggi itu naik harganya hanya 1000-2000 rupiah, dengan cepatnya pemerintah melakukan operasi pasar. Sehingga harga barang kembali normal (stabil). Petani kembali memperoleh harga penjualan komoditas yang murah seperti sedia kala. Selalu terkesan bahwa sistem perdagangan komoditas pertanian di negeri ini ‘lebih berpihak’ kepada konsumen dan penjual. Seharusnya perlu diselaraskan dengan pendapatan hasil produksi komoditas pertanian (pangan) bahwa ketersediaan dan kemampuan beli oleh masyarakat yang adadengan petani sebagai produsen juga patut memperoleh pendapatan yang lebih layak. Kita bisa mencontoh negara maju yang meletakkan fondasi pembangunan negara kepada stabilitas ketersediaan pangan. Para petani di negara tersebut mendapatkan kehormatan dan penghargaan atas jerih payahnya. Sehingga mereka merasa menjadi satu bagian dari strategi pembangunan jangka panjang. Seperti kebijakan alih fungsi lahan yang dijaga, penggunaan dan penerapan teknologinya, dukungan infrastruktur, dan bantuan modal dalam usaha di bidang pertanian. Sehingga regulasi pemerintah tersebut mampu menjamin hidup para petani. 

Regulasi pemerintah tentang pertanian di negara kita harus segera diperbaiki, sebelum para petani malas untuk bertani dan menjual lahan mereka untuk modal usaha lainnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline