Lihat ke Halaman Asli

Diet Gluten Untuk Penderita Autisme, dengan Kue BMC saja

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Autisme merupakan gangguan perkembangan yang ditunjukkan oleh beberapa gejala berupa masalah perkembangan seperti kurangnya kemampuan berkomunikasi, berinteraksi sosial, fungsi kognitif, perilaku, serta kemampuan sensorik. Asupan gluten pada anak autis dapat meningkatkan cytokine yang menyebabkan peningkatkan autisme. Oleh karenanya penderita autisme diharapkan untuk melakukan diet gluten. Gluten merupakan protein, sedangkan protein merupakan zat gizi yang penting bagi pembentukan sel-sel baru. Menghilangkan asupan jenis protein ini dapat membuat anak kekurangan protein. Oleh karena itu diperlukan asupan protein jenis lain, seperti protein hewani yang terdapat pada daging, misalnya ayam, sapi dan ikan, serta protein nabati dari kacang-kacangan.

Formulasi Kue BMC terdapat pada modifikasi tepung yang digunakan, jika biasa menggunakan tepung terigu atau tepung gandum yang banyak mengandung gluten maka selaknya mengganti tepung tersebut dengan tepung BMC (Bahan Makanan Campuran) yang terdiri dari 50gr tepung beras putih, 50 gr tepung beras merah dan 50 gr tepung jagung. “menurut studi literatur yang saya dapatkan formulasi 3 bahan tersebut tidak terdapat gluten (gluten free)”Ujar Amik.

Pada tanggal 5 Mei 2012 kemarin, Amik dan 4 kawannya dari ITS memberi sosialisasi terkait info tersebut di SLB Tunas Kasih Surabaya. SLB yang beralamat di Jl. Menganti jeruk gang 4 no 21 ini pada pukul 09.00 dipenuhi oleh ibu – ibunya yang mengikuti sosialisasi. 20 orang ibu – ibu mengikuti sosialisasi tentang Tepung BMC dan dibagikan contoh – contoh resep menggunakan tepung BMC. “Harapannya ibu – ibu ini lebih menyadari kesehatan anak – anak mereka dengan memberikan bekal makanan sendiri dan memberikan tepung BMC yang non – gluten sebagai makanan alternatif protein dan menyehatkan mereka (anak – anaknya )”. Tambah Amik pada penutupan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline