Lihat ke Halaman Asli

Pedang Bermata Dua Itu Dinamakan Teknologi

Diperbarui: 31 Oktober 2017   07:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Grafis: http://jktskyblog.com

Di era globalisasi ini, penggunaan teknologi sudah sangat erat di kalangan masyarakat Indonesia. Teknologi sudah memberi manfaat yang memudahkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Apapun serba ada dan serba instant. Misalnya saja, mulai dari mencari informasi, menonton berita, menonton film, transportasi, belanja kebutuhan sehari-hari, pakaian, elektronik, serta hal lainnya. Hal-hal tersebut bisa kita lakukan hanya dengan sentuhan jari dan hanya mengklik menu-menu yang tersedia pada aplikasi yang menyediakan layanan sesuai dengan kebutuhan. 

Teknologi sangat memudahkan aktivitas keseharian kita, karena dapat melakukan berbagai macam hal dengan mudah dan praktis dengan bantuan kecanggihan yang ada. Teknologi juga dapat menjadi peluang usaha baru bagi pebisnis untuk menjual jasa, maupun produk sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Selain itu, teknologi juga memudahkan kita dalam berkomunikasi, misalnya lewat sosial media, voice call, video call, e-mail, dan lain-lain. Selain menunjang kita dalam berkomunikasi, teknologi juga dapat membantu kita dalam melakukan pekerjaan di kantor, maupun untuk berbisnis.

Namun, dari semua kemudahan serta kelebihan yang ditawarkan oleh teknologi, tentu saja memiliki dampak negatif yang membuat sebagian orang maupun beberapa pihak  merasa dirugikan. Misalnya dari bidang sosial, teknologi membuat orang semakin malas untuk bepergian dan terlalu manja. Seperti beralihnya pembelian kebutuhan sehari-hari yang melalui toko online. Kemudian, media sosial yang dapat menimbulkan cyber bullying, penyebaran ujaran kebencian, dan bermunculan berita hoax. Seringkali kita mendapatkan broadcast message yang berisi tentang kabar tertentu, namun terkadang broadcast message yang disampaikan hanyalah sekedar berita bohong.

Lalu, dari sektor ekonomi, dengan maraknya transportasi online, seperti taksi online. Perusahaan taksi konvensional menjadi kalah saing dan menyebabkan menurunnya pendapatan serta menimbulkan PHK. Misalnya saja, PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) mengumumkan telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 250 karyawannya. Pada semester I-2017 pendapatan perseroan turun 15,74% dari Rp 2,47 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp 2,08 triliun. Pos laba bersih perseroan pun ikut merosot 15,68% dari Rp 228,97 menjadi Rp 193,07 miliar. Pada 2016 pendapatan Blue Bird juga turun dari Rp 5,47 triliun di 2015 menjadi Rp 4,79 triliun. Laba bersih pun turun jauh dari Rp 824,02 miliar menjadi Rp 507,28 miliar. Sedangkan Express tercatat merugi pada semester I tahun ini sebesar Rp 133,113 miliar. Kerugian tersebut bertambah dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 42,898 miliar.

Selain itu, karena dampak dari e-commerce (toko online, marketplace, dan sebagainya), banyak toko ritel yang tutup belum lama ini. Mulai dari Matahari Pasaraya Blok M dan Pasaraya Manggarai, Lotus di seluruh Jakarta, dan akhir tahun ini Debenhams di Senayan City akan ditutup. Hal tersebut diduga karena pergeseran pola hidup masyarakat yang berpindah dari toko konvensional ke toko online. Sehingga banyak peritel yang tutup karena kalah saing dengan toko online.

Sumber Grafis: https://images.detik.com

Dengan demikian, dampak teknologi membawa keuntungan serta kerugian masing-masing. Oleh karena itu, dengan adanya kemudahan teknologi ini diharapkan pengusaha harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan bisnisnya. Masyarakat sendiri harus lebih bijak dalam menggunakan teknologi yang ada. Jangan sampai merugikan orang lain, apalagi pihak tertentu dan menimbulkan persaingan yang tidak sehat.

Sumber :

https://economy.okezone.com/read/2017/10/30/320/1805194/lotus-hingga-debenhams-tutup-kepala-bkpm-pergeseran-offline-ke-online

http://bisnis.liputan6.com/read/3117951/transportasi-online-bikin-pendapatan-taksi-express-anjlok-58

Penulis: Ivan | Editor: Diah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline