Lihat ke Halaman Asli

Digital Proficient

Sekedar corat-coret tentang perkembangan dunia digital

(Sekadar) Bertahan Hidup di Era Digital

Diperbarui: 24 Juli 2021   21:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gawai-gawai bekas | sumber foto:prelo.co.id

Hidup di era teknologi digital seperti berlari di lintasan jalan tol. Semua serba cepat dan bergerak. Seluruh dunia terus berlari dan tak menunggu.

Orang berpacu dalam kompetisi di segala bidang, jasa dan produk pun bermunculan. Semua mencari kebaruan atas nama inovasi. Segala yang baru silih berganti menjadi tontonan yang banal dan cepat basi. 

Pun halnya mengenai gawai. Hanya mereka yang fanatik dengan merek tertentu akan bisa menjawab pertanyaan mengenai merek, fitur dan keluaran tahun berapa jika beberapa gawai dijajarkan di atas meja. 

Dulu, yang tak lebih dari 10 tahun, menyebut gawai Blackberry, sudah pasti dengan wajah tengadah karena bangga. PIN BB apa? Begitu pertanyaan yang sama dengan menanyakan nomor telpon. Hari ini, mungkin banyak orang tidak ingat lagi. Bahkan menyebut gawai pendahulunya: Nokia, akan terasa seperti hidup di zaman batu. 

Coba saja tutupi merek dagang gawai dan tanyakan pada orang awam: Apakah mereka bisa segera membedakan iPhone, Samsung, Xiaomi, Huawei, Oppo, HTC, Advan dll? Boleh bertaruh, kebanyakan orang akan kesulitan. 

Kita belum mendiskusikan fitur dan harga. Produk yang tiga tahun lalu berharga katakanlah Rp7.5 jutaan, sekarang ini dengan kemampuan dan storage setara bisa dibeli dengan harga berbanderol Rp1.5 jutaan,  di kelas gawai lebih rendah. Bagaimana harga bisa sangat jatuh dalam waktu singkat? Jawabannya mungkin karena kecepatan inovasi teknologi sudah menjadi sedemikian tinggi sehingga versi baru akan segera menggantikan versi sebelumnya.

Perubahan yang begitu cepat tentu susah diikuti oleh manusia sang pengguna gawai. Pemakai gawan lamban di hadirat teknologi. Penguasaan teknologi baru selalu cepat usang persis ketika mereka berhasil sedikit menguasainya dan menjadi nyaman dalam menggunakannya. 

Hidup di era digital ini memerlukan tabian baru: yaitu tabiat untuk cepat menyesuaikan diri dengan mengubah cara kerja dan kebiasaan. Tidak hanya itu, terkadang, perubahannya bisa jadi sangat mendalam, fundamental dan radikal, terkait identitas dan wilayah-wilayah personal lainnya.  Tetapi juga perubahannya bisa meluas di ranah sosial, politik, budaya bahkan agama.

Tiap dekade sekarang ini berbeda jauh dengan dekade dekade sebelumnya. Waktu digital atau digital chronicle tampaknya tidak lagi sama dari waktu ke waktu. Kemajuan TIK yang membuat data prosesor meningkat dua kali lipat dalam 18 bulan serta transmisi data yang menjadi dua kali lipat dalam 9 bulan mengubah peta dunia yang kita tinggali. 

Sanggupkah kita hidup di era digital ini?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline