[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="beritajakarta.com"][/caption] Demi memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga di wilayah Barat Jakarta, PT PAM Lyonnaise Jaya (PT Palyja) selaku operator penyedia dan pelayanan air bersih mengoperasikan teknologi 'Moving Bed Bio-film Reactor' (MBBR). Pengoperasian teknologi itu untuk mengolah air sungai menjadi air baku ini digelar di instalasi air baku Kanal Banjir Barat, Jl. Karet, Jakarta Pusat, Selasa (19/5).
Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama menuturkan apresiasi atas investasi yang ditanamkan oleh PT Palyja untuk menerapkan teknologi tersebut. “Saya sangat berterima untuk kerja keras selama dua tahun ini. Kami sangat menghargai setiap investasi yang dilakukan oleh Palyja untuk menerapkan teknologi baru ini sehingga dapat mengolah air bersih dengan baik,” tukas Basuki saat acara peresmian pengoperasian teknologi MBBR di instalasi air baku Kanal Banjir Barat, Jl Karet, Jakarta Pusat, Selasa (19/5).
Ia menuturkan, apresiasi yang diberikan kepada PT Palyja, merupakan wujud penghargaan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI kepada investor yang ingin menanamkan investasi di bidang pembangunan infrastruktur pengolahan air bersih. “Tentu kami tidak ingin merusak citra Indonesia, Bapak dan ibu yang sudah investasi tidak boleh dirugikan. Saya mempelajari beberapa negara bagaimana caranya untuk masuk ke dalam kerja sama dengan investor dengan sistem business to business,” tuturnya.
Basuki mengungkapkan, Pemprov DKI tidak peduli berapa dana yang dikeluarkan, asalkan seluruh warga Jakarta mendapatkan air bersih. "Palyja menghabiskan dana sekitar Rp 20 miliar untuk teknologi MBBR, saya tadi dengar itu ketawa saja. Kalau saya kasih Rp 1 triliun bisa dapat instalansi yang sama. Buat DKI kecil lho anggaran sebesar itu,” ujarnya.
Mantan Bupati Belitung Timur ini memuji kinerja PT Palyja karena menjadi salah satu mitra penyediaan air PAM Jaya itu sudah cukup baik. "Saya percaya manajemen Palyja profesional, tentu ada oknum di PAM yang main juga," jelasnya.
Basuki mengaku heran atas sikap PAM Jaya yang terkesan 'menutup' komunikasi dengan manajemen PT Palyja. Bahkan, manajemen PT Palyja selama ini disebut tidak kooperatif, namun kenyataannya tidak demikian. Basuki juga meminta, PAM Jaya dan PT Palyja untuk sejenak melupakan persoalan hukum yang hingga saat ini masih membelit. Keduanya, kata Basuki, harus duduk bersama untuk mencari jalan tengah secara business to business.
"PAM dan Palyja mesti duduk bareng. Gugatan ke MK, MA dan BANI biar saja toh urusannya business to business. Percayalah pada DKI kalau DKI ada duit lebih supaya kita bisa investasi," katanya.
Sumber: Beritajakarta.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H