Lihat ke Halaman Asli

Berita Jakarta

Media Pemerintahan

971 Warga Dilatih Olah Hasil Pertanian untuk Hadapi MEA

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1427177093720150777

[caption id="attachment_374654" align="aligncenter" width="448" caption="Sumber: beritajakarta.com"][/caption]

Sudin Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan Jakpus memberikan pelatihan untuk mengolah hasil pertanian menjadi makanan siap jual pada 971 warga di Jakpus dalam rangka menghadapi MEA tahun 2015.

Ke-971 warga tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok di delapan kecamatan yang ada di Jakpus. Kecamatan Johar Baru ada 165 orang yang terbagi dalam 9 kelompok, Cempaka Putih 85 orang tergabung dalam 6 kelompok, Kecamatan Gambir 151 orang menjadi 13 kelompok, Kecamatan Senen 130 dibagi dalam 8 kelompok, Kemayoran 95 orang dibagi menjadi 8 kelompok, Menteng ada 76 orang dibagi 7 kelompok, Sawah Besar ada 125 orang dibagi 8 kelompok, dan Tanah Abang ada 144 orang dibagi 8 kelompok.

"Pelatihan ini dilakukan sejak Januari hingga Maret. Warga tidak dipungut biaya alias gratis," kata Kepala Sudin Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan Jakpus, Muhammad Mulyadi, Selasa (24/3).

Pelatihan diberikan untuk membekali setiap kelompok mengolah hasil tani seperti jahe yang dibuat bubuk hingga bisa diseduh. Selain itu, ada juga sayur-sayuran, kue semprong dan bir pletok. Menurut Mulyadi setiap Kecamatan memiliki produk unggulan seperti, Johar Baru yang terkenal dengan bir pletok. "Saat ini pembuat bir pletok sudah semakin berkembang. Bahkan, hasil produksinya sudah bisa diekspor sampai ke Malaysia dan Singapura," ujarnya.

Kata Mulyadi, Selain memberikan pembinaan, pihaknya juga bekerjasama dengan supermarket untuk membantu menjual produk hasil olahan pertanian tersebut. Sehingga ketika MEA diberlakukan, masyarakat Ibu Kota tidak hanya menjadi penonton, melainkan menjadi pemain.

"Jadi kita tidak membiarkan, melainkan memberikan jalan agar produk yang dihasilkan bisa laku terjual sehingga akan meningkatkan ekonomi masyarakat," ungkapnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline