Lihat ke Halaman Asli

Ruqyah

Ruqyah

Ruqyah di Jakarta, Barat, Timur, Selatan

Diperbarui: 9 November 2020   19:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruqyah di Jakarta

Ruqyah di Jakarta, Barat, Timur, Selatan Telp: 083120122062 (Dedi Natadiningrat)

Ruqyah berarti upaya penyembuhan melalui ayat-ayat al-Qur’an. Ruqyah merupakan bentuk doa dan permohonan untuk mendapatkan perlindungan dari Allah SWT.

Secara istilah syariat Islam, ruqyah syar’iyah adalah memberikan perlindungan kepada orang yang sakit dengan membacakan sesuatu bersumber dari ayat-ayat Al-Qur’an, nama-nama dan sifat-sifat Allah disertai dengan doa-doa sesuai syariat dengan bahasa Arab atau yang diketahui maknanya, diiringi tiupan.

Ruqyah sendiri juga bisa dilakukan sebagai perlindungan dan mengobati diri sendiri. Namun terkadang ada pula yang membutuhkan bantuan seorang ahli ruqyah atau dikenal sebagai peruqyah untuk menangani gangguan jin.

Sebagian orang menganggap bahwa ruqyah hanya bisa dilakukan oleh orang tertentu saja seperti ustadz atau kyai. Sehingga ketika seseorang merasa membutuhkan ruqyah di Jakarta, dia selalu mencari pertolongan ustadz atau kyai tersebut. Padahal, ruqyah bukan hanya khusus bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu. Akan tetapi, bisa dilakukan oleh siapa saja dengan melakukan ruqyah mandiri.

Hakikat ruqyah adalah berdoa kepada Allah Ta'ala. Sehingga kapan pun seorang muslim tertimpa musibah dengan jatuh sakit, hendaknya dia meruqyah diri sendiri kemudian menempuh usaha lainnya seperti berobat ke dokter. Sehingga ruqyah sebetulnya adalah usaha pertama yang harus ditempuh oleh seorang muslim ketika jatuh sakit, sebelum menempuh usaha atau sebab-sebab kesembuhan lainnya.

Bahkan, meminta untuk diruqyah oleh orang lain (ustadz, kyai, atau yang lain) bisa jadi mengurangi ketauhidan dan sikap tawakkal seseorang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan bahwa di antara umat beliau, ada orang-orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab di neraka. Siapakah mereka? Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma mengatakan :

"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Telah ditampakkan kepadaku umat-umat. Aku melihat seorang Nabi yang bersamanya beberapa orang dan seorang Nabi yang bersamanya satu dan dua orang, serta seorang Nabi yang tidak ada seorang pun bersamanya. Tiba-tiba ditampakkan kepadaku suatu jumlah yang banyak. Aku pun mengira bahwa mereka adalah umatku. Tetapi dikatakan kepadaku, 'Ini adalah Musa bersama kaumnya'. Lalu, tiba-tiba aku melihat lagi suatu jumlah yang besar pula. Maka dikatakan kepadaku, 'Ini adalah umatmu, dan bersama mereka ada 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.'"

Kemudian beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bangkit dan bergegas masuk ke dalam rumahnya. Maka orang-orang pun mulai membicarakan siapakah mereka itu. Di antara mereka ada yang berkata, "Mungkin saja mereka adalah orang-orang yang menjadi sahabat Rasulullah." Ada lagi yang berkata, "Mungkin saja mereka adalah orang-orang yang dilahirkan dalam lingkungan Islam, sehingga mereka tidak pernah berbuat syirik sedikit pun kepada Allah."

Mereka juga menyebutkan lagi beberapa perkara (kemungkinan) yang lain. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar, mereka memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Maka beliau bersabda, "Mereka itu adalah orang-orang yang tidak meminta ruqyah, tidak meminta supaya lukanya ditempel dengan besi yang dipanaskan (baca: pengobatan dengan "kay"), dan tidak melakukan tathayyur, dan mereka pun bertawakkal kepada Rabb mereka." (HR. Bukhari no. 5705, 5752 dan Muslim no. 220)

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullahu Ta'ala menjelaskan,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline