Lihat ke Halaman Asli

Berita Agam Madani

Aktual dan Terpercaya

Pelaksanaan Idhul Adha Jorong 1 Siguhung Serentak

Diperbarui: 30 Juni 2023   16:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

BERITA AGAM MADANI - LUBUK BASUNG

Di tengah perbedaan pendapat mengenai pelaksanaan Sholat 'Id, Masjid di wilayah Jorong I Siguhung Nagari Lubuk Basung Kabupaten Agam serentak melaksanakan Idhul Adha dan Penyembelihan Qurban. Jorong yang memiliki 5 buah Masjid di wilayahnya juga serentak melaksanakan Idhul Fitri yang lalu, dan untuk Idhul Adha tahun ini masing-masing Pengurus Masjid setempat kembali sepakat melaksanakan sholat 'Id pada Kamis (29/05/2023). Tomi Wahyudi selaku Wali Jorong mengungkap bahwa, ini karena Pengurus Masjid saling koordinasi mengenai kapan pelaksanaan Hari Raya. Selain beribadah sesuai dengan aturan agama, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat juga mengutamakan persatuan dengan meninggalkan ego masing-masing.

"Alhamdulillah, seluruh Mesjid di wilayah Jorong kami serentak melaksanakan sholat Idhul Fitri dan Idhul Adha. Ini juga berkat pengurus yang saling koordinasi agar tidak ada perbedaan di Jorong I Siguhung, kalau terdengar salah satu Mesjid berbeda maka tokoh terkait berdiskusi untuk mencari kata kesepakatan. Sehingga terwujud persatuan ini melibatkan Tokoh Agama dan Pemuka Masyarakat, alhamdulillah juga ego masing-masing ini dapat terkesampingkan berkat komunikasi. Ujarnya Tomi Wahyuni, Kamis (29/05/2023).

Ustadz Muhammad Yusuf Al-Minangkabawi selaku Tokoh Agama sekaligus Ketua Masjid Ihsan Siguhung menjelaskan bahwa sebuah perbedaan bukan untuk saling menghujat apalagi merasa paling benar. Menurut beliau kepada Tim Berita Agam Madani saat wawancara pada, Kamis (29/05/2023). Perbedaan bukan untuk merusak persatuan, tetapi persatuan rusak karena orang yang merasa paling benar kemudian menghujat. Ustadz Youtuber ini memberi penjelasan bahwa dalil dari perintah wukuf adalah tanggal 9 dzulhijjah, karena hilal di Mekah lebih dahulu telihat dari Indonesia sehingga wukuf sesuai dalilnya. Sementara Indonesia ketika itu masih 8 dzulhijah dari hasil ruqyat, maka wajar waktu puasanya arafah Indonesia tidak sama dengan waktu orang wukuf padang arafah di Mekah dan tentu juga waktu Idhul Adha juga berbeda.

"Persatuan rusak bukan karena perbedaan, tapi rusak karena orang-orang yang merasa paling benar lalu menghujat yang lain agar pilihannya terlihat benar. Mengenai waktu arafah yang digunakan mereka dalil untuk menonjolkan argumennya, itu sudah saya jelaskan dalam kajian saya dan membantah argumen miring maupun stateman yang menyalahkan pilihan yang tidak sejalan dengan mereka. Saya sependapat dengan paparan video UAS dan UAH serta Buya Yahya dan ulama lainnya, bahwa Indonesia daerah Jakarta lebih dahulu 4 jam dari Mekah bahkan Indonesia daerah Papua lebih dahulu 6 jam dari Mekah namun hilal lebih dahulu terlihat Mekah dari Indonesia. Hal ini karena letak geografis Mekah lebih ke barat dari Indonesia, sehingga cahaya matahari yang muncul di Timur lebih dahulu terlihat di Indonesia. Jadi wajar kalau di Indonesia lebih dahulu siang dari Mekah, sedangkan waktu puasa dan hari raya itu di tentukan berdasarkan bulan yang disebut hilal dan bukan berdasarkan matahari. Semakin ke barat hilal lebih dahulu terlihat, sehingga wajar saja Mekah lebih dahulu puasa dan hari raya dari Indonesia." Tuturnya Ustadz Muhammad Yusuf Al-Minangkabawi, Kamis (29/05/2023).

Beliau menutup wawancara kami dengan berpesan agar umat tidak ikut menshare artikel yang bersifat provokasi, kemudian harus bijak menerima artikel dari sosial media mana yang ahlinya dan mana yang bukan ahlinya dalam soal agama. Beliau menghimbau kedepannya agar setiap ada perbedaan silahkan mengikuti salah satu pendapat tanpa saling klaim pembenaran, sehingga persatuan dan saling menghargai tetap utuh selaku umat Nabi Muhammad Saw.

"Ulama besar terdahulu mampu saling menghargai meski berbeda pendapat, kenapa kita yang bukan ulama besar tapi merasa paling benar dan tidak mampu menghargai. Marilah kedepannya lebih bijak menerima setiap tulisan di sosmed dan tidak ikut-ikutan membagikan artikel yang bersifat provokasi, karena di zaman sekarang makar sekali cover agama tapi isinya hujatan/cacian. Ikutilah salah satu perbedaan tanpa merasa pilihan kita yang paling benar, jauhkan perdebatan demi persatuan kita antar sesama umat Nabi Muhammad Saw. Sholat mengikuti orang wukuf itu tidak betul kecuali muslim di Mekah, sebab hilal setiap negeri berbeda-beda maka ikutilah penetapan hilalnya negeri masing-masing.

"Kita di Indonesia mengikuti penetapan Mekah adalah sebuah kekeliruan besar, sebab waktu hari raya berdasarkan hilal sesuai firman Allah SWT dalam Alquran Surat al-Baqarah ayat 189. Jadi silahkan ikuti penetapan Muhammadyah karena memiliki hujah tersendiri, dan boleh juga mengikuti Pemerintah karena memiliki penetapan melalui dalil juga. Jika semua muslim mampu menerapkan toleransi antar sesama umat, maka persatuan umat tidak akan rapuh karena saling menghargai pilihan masing-masing serta tidak mencaci dan menghujat pilihan orang lain." Ungkapnya Ustadz Muhammad Yusuf Al-Minangkabawi, Kamis (29/05/2023).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline