Lihat ke Halaman Asli

Bergman Siahaan

Penyuka seni dan olah raga tetapi belajar kebijakan publik di Victoria University of Wellington, Selandia Baru.

BOLA, in Memoriam

Diperbarui: 30 Oktober 2018   18:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri


Akhirnya sampai juga di tangan setelah hampir menyerah karena rush, aksi borong khas pebisnis spekulan. Tabloid yang sarat dengan kenangan masa remaja hingga memasuki dunia kerja. Desain cover-cover yang masih memanggil keluar memori-memori meski dari lapisan bawah ingatan. Sekilas bayangan masa lalu berkelebat saat menatap edisi terakhir media olahraga legendaris ini.

Landasan literasiku turut dibangun oleh mingguan ini. Diajar gaya bahasa jurnalis, hingga disumbang kosakata-kosakata menarik langganan reportase seperti "ciamik", "sporadis", "mumpuni", "di atas angin", "gelandang angkut air" dan yang lainnya. Hingga kemudian proses belajar menulisku pun diapresiasi dengan naik cetaknya catatan singkatku di beberapa edisi meski "hanya" menghias rubrik opini pembaca. Sst...  Sempat dua kali juha lho, terpilih sebagai tulisan utama yang diberi latar berwarna dan diganjar t-shirt souvenir.

Ah... Media ini membingkai semua masa keemasan Manchester United, klub favoritku. Sejak Sir Alex mengambil alih kursi manajer di tahun 1986 hingga melepasnya di tahun 2013 yang menandai pascakejayaan si setan merah itu. Lima piala dunia dan lima piala eropa kulahap dari lembaran-lembaranmu. Sementara poster-postermu masih ada yang tersisa di dinding, mewakili momen-momen sepakbola yang tersimpan dalam kenangan.

Terima kasih, BOLA! See you on the other side, coz we have to adapt to this rapidly-changing world.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline