Lihat ke Halaman Asli

Bergman Siahaan

TERVERIFIKASI

Public Policy Analyst

Mengemudi dan Prinsip Jangan Membuat Orang Lain Stres

Diperbarui: 20 Januari 2021   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Pixabay

Dalam sebuah bimbingan teknis mengemudi di Selandia Baru, si narasumber menjelaskan aturan-aturan lalu lintas dan etika-etika mengemudi. 

Ya etika. Selain pemahaman rambu-rambu dan aturan dasar lalu lintas, etika juga diperlukan saat mengemudi seperti tidak mengerem mendadak, menghidupkan lampu sein beberapa saat sebelum berbelok, tidak berpindah jalur seenaknya, mendahulukan pesepeda dan pejalan kaki dan banyak kaidah-kaidah lain. Sang narasumber kemudian memberikan faktor kunci agar lebih mudah memahami kaidah-kaidah yang banyak itu.

"Prinsipnya adalah, jangan membuat pengguna jalan yang lain stres!" katanya.

"Apapun yang Anda lakukan di jalan, pikirkanlah, apakah orang di sekitar Anda stres dengan tindakan yang Anda ambil?"

Wah, wah.... Komprehensif sekali kuncinya, Pak. Sepertinya itu kunci untuk semua kenyamanan di jalan raya. Artinya, meskipun tidak ada aturan yang melarang rem mendadak, berjalan terlalu lambat, atau membunyikan klakson tetapi hal-hal tersebut bisa membuat pengguna jalan lain terganggu dan stres, sekali pun tidak celaka. Oleh karena itu sebisa mungkin dihindari kecuali keadaan sangat memaksa.

Pantes aja lalu lintas mereka nyaman dilalui, pikir saya. Ternyata penduduknya memahami prinsip tersebut sebelum mendapat lisensi mengemudi. Karena semua bukan hanya "tentang aku" melainkan juga "tentang mereka". Tenggang rasa dan memikirkan kepentingan orang lain, duh, itu kan Pancasila banget yah? Kita lebih jago dong harusnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline