Lihat ke Halaman Asli

UKM Kuliner Harus Menghindari Beberapa Penyakit Ini

Diperbarui: 24 Februari 2016   12:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="UKM Kuliner Harus Menghindari Beberapa Penyakit Ini"][/caption]

foto : www.penabiru.com

Setiap orang butuh makanan setiap hari, itulah yang membuat usaha kuliner menjadi usaha favorit kalangan UKM. Tetapi meski peluangnya besar tidak berarti semuanya menjadi mudah. Ada beberapa penyakit berbahaya yang membuat pelaku UKM harus menutup usaha kulinernya. Apa sajakah itu?

Gampang puas adalah penyakit yang biasanya menjangkiti para pengusaha baru di kalangan UKM. Ini biasa terjadi ketika usahanya mulai mendapatkan banyak pelanggan, pendapatan meningkat. Lalu si pengusaha berpikir untuk memulai usaha baru dengan harapan akan menambah penghasilan. Karena mengurus dua usaha sekaligus si pengusaha kehilangan fokus, usaha kuliner jadi tidak terurus. Hasilnya, kinerja menurun, kualitas produk anjlok dan usaha yang mulai berjalan itu terpaksa harus berakhir.

Tidak berinovasi adalah penyakit yang berikutnya. Ketika usah  mulai membesar pelaku usaha bukannya makin giat menciptakan inovasi. Sebaliknya, malah merasa sudah terlalu hebat sehingga tidak perlu lagi ada inovasi. Ini kesalahan fatal karena persaingan usaha ini sangat ketat dan pelanggan cepat bosan. Maka inovasi adalah menu wajib bisnis ini. Karena berhenti berinovasi, pelangganpun pergi.

Hidup boros biasanya menjangkiti para pengusaha baru. Merasa usahanya meningkat, pendapatan berlipat, si pelaku UKM ini lupa kontrol terhadap pengeluarannya. Beragam barang konsumsi diborong seperti mobil, mebel, pakaian dan kebiasaan baru: belanja. Untuk membiayai pemborosan itu dipakailah uang perusahaan. Sudah pasti ini akan membuat usaha kuliner itu surut dan akhirnya mati.

Salahsatu cara mengembangkan bisnis adalah membagi kepemilikan dengan orang lain. Adanya orang baru akan menambah kekuatan baru untu mengembang baik secara ide maupun modal. Tetapi sebagian pengusaha justru berpikir sebaliknya, membagi kepemilikan berarti menyerahkan sebagaian uang pada orang lain. Belum lagi kekawatiran yang berlebihan karena takut orang lain malah akan menghambat perkembangan bisnis. Alhasil, bukannya tambah untung tetapi malah buntung, karena terlalu percaya diri akhirnya usahanya menurun dan berakhir dengan papan bertuliskan ‘tutup’.

Setiap orang punya selera yang unik. Makanan atau minuman yang dijual di kalangan pelaku UKM biasanya berasal dari pengalaman pribadi. Tetapi jangan salah, selera Anda soal makanan atau minuman sangat mungkin berbeda dengan kesukaan orang lain. Buatlah analisa benarkah produk makanan atau minuman yang Anda tawarkan itu disukai pasar atau tidak. Karena jika produk Anda tidak cukup diminati maka itu termasuk produk yang tidak menjual dan itu berarti tidak ada yang tertarik beli. Jika sudah seperti itu, mendingan ganti menu atau produk atau usaha Anda akan berakhir alias berhenti.

Profesionalisme mengelola usaha adalah kunci utama. Jangan sampai ketika sudah mulai berkembang, cara kerja menjadi terlupakan. Merasa pendapatannya berlipat si pengusaha lupa pentingnya disiplin kerja, lupa mengontrol kinerja karyawan, lupa pentingnya kualitas pelayanan dan lupa pentingnya mengelola keuangan. Hasilnya gampang ditebak, omset akan merosot, para pelanggan pergi dan terpaksa usaha ini tidak beroperasi lagi. Jangan sampai UKM Anda melakukan beberapa hal tadi.

Baca Juga : Beberapa Penyebab Bangkrut UKM Kuliner

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline