Lihat ke Halaman Asli

Kerajinan Tas Noken Khas Papua

Diperbarui: 10 Februari 2016   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kerajinan Tas Noken Khas Papua"][/caption]

foto: en.tempo.co

Papua adalah pulau yang terletak di ujung timur Indonesia. Papua memiliki berbagai daya tarik yang sangat khas baik Sumber Daya Alam maupun kerajinannya seperti patung Asmat atau tas Noken. Papua, bagi sebagian orang merupakan wilayah pelosok yang penduduknya masih sangat tradisional. Hal ini disebabkan kurangnya pembangunan di wilayah tersebut, sehingga masyarakat Papua masih banyak yang bergantung pada alam dan adat masih dipegang kuat.

Kenyataan bahwa masyarakat asli Papua dihadapkan pada kenyataan pembangunan yang tidak berpihak, eksploitasi SDA Papua yang cenderung merusak lingkungan dan banyak pelanggaran hak-hak dasar orang asli Papua, tentu harus diperbaiki. Misalnya dengan memfasilitasi kreatifitas masyarakat Papua dari perkotaan hingga perkampungan Papua melalui berbagai industri kerajinan khas Papua. Salah satunya adalah Noken.

Noken, merupakan salah satu kerajinan khas Papua yang berbentuk tas/kantong yang terbuat dari tumbuhan. Biasanya yang diambil adalah kulit kayu, selanjutnya dianyam sehingga menjadi tas yang dapat digunakan sebagai tempat barang. Apabila pernah melihat orang Papua sedang membawa semacam tas yang ditaruh di kepalanya, itulah Noken. Mayoritas suku yang ada di Papua, semuanya mampu membuat Kerajinan Tangan Noken ini, karena kerajinan ini merupakan salah satu tradisi kerajinan di suku-suku Papua.

Biasanya masyarakat Papua menggunakan Noken ini untuk membawa hasil bumi dan buruan. Noken ini memiliki nilai seni dan estetika, maka masyarakat Papua saat ini memberdayakan Noken sebagai salah satu potensi perekonomian masyarakat. Sepertinya halnya di Kampung Wisata Sauwadarek, Papua Barat, Noken ini dijual oleh beberapa masyarakat sekitar dengan harga berkisar antara Rp 25.000 – Rp 50.000,- untuk satu Noken.

Pengalaman masyarakat asli Papua dalam proses pembangunan selama ini menunjukkan bahwa proses pembangunan cenderung berjalan lambat dan tidak diarahkan untuk kesejahteraan orang asli Papua yang kemudian menciptakan kesenjangan dalam berbagai sektor pembangunan di Papua. Kondisi seperti ini harus diubah dengan memajukan ekonomi desa di Papua yang memiliki banyak keunikan seperti Noken.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline