Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Impian Semesta

Diperbarui: 26 April 2017   04:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja berlalu tanpa pamit, tak seperti mentari yang memberi jalan kepada rembulan untuk berjumpa dengan para hati yang pilu

Asa tak berdaya menyiratkan kerinduan akan kedamaian yang tak kunjung datang kembali setelah sekian lama bersembunyi

Diantara para hati yang tak lagi merasa, untuk secercah harapan pun tidak

Seolah impianpun hanyalah kesia-siaan belaka, yang hanya untuk segelintir anak manusia

Segelintir lainnya berjibaku dalam kotak tak bercelah, terkurung mengungkung terkatung-katung

Tanpa sadar merekalah sang pemilik mimpi, yang dirindukan semesta untuk berjalan setapak demi setapak

Menapaki tanah yang tak lagi suci oleh para rakus dalam dunia khayal

Chunk Nd

Makassar, 25 April 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline