Lihat ke Halaman Asli

Anjar Anastasia

... karena menulis adalah berbagi hidup ...

Lebaran yang "Dol"

Diperbarui: 3 Mei 2022   13:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana lebaran di salah satu ruas jalan kota Bandung yang biasanya macet (dokpri)

Lebaran tahun ini adalah salah satu lebaran yang menarik. Selain bisa kumpul Kembali dengan keluarga setelah dua tahun "cuti", juga melihat fenomena yang menarik, dampak dari hal tersebut.

Setelah mendapat izin dari kakak saya yang berlebaran, saya pun hendak bersilahturahmi ke rumahnya. Sesuatu yang sudah sangat saya rindukan sejak dua tahun lalu. Bukan semata karena taat pada saran pemerintah, tetapi juga karena kami ingin saling menjaga supaya tidak terjadi hal yang diinginkan, dampak dari kenekadan ingin jumpa.

Maka di hari pertama itu, setelah sedikit memperkirakan beberapa hal, termasuk soal waktu agar bisa memberi kesempatan keluarga kakak untuk halal bihalal dahulu dengan para tetangga dan kerabat, saya bersiap berangkat. Pilihan transportasi yang cepat dan mudah adalah dengan menggunakan ojol.

Yang sudah-sudah, sekitar jam sepuluh adalah waktu yang cukup tepat untuk melakukan aktivitas. Transportasi sudah banyak yang bisa didapat, termasuk ojol.

Namun, nampaknya tahun ini beda. Sudah nyaris setengah jam saya pesan lalu terpaksa batalkan karena terlalu lama, tidak dapat-dapat juga. Padahal dari dua aplikasi ojol yang berbeda. Bergantian. Tumben sekali. Biasanya tidak sesulit ini.

Hingga nyaris sekitar sejam, saya baru mendapat ojol yang saya butuhkan. Itu pun drivernya rada memutar dari titik jemput. Dari cerita babang ojolnya, dia menerima pesanan saya saat masih harus mengantarkan costumer lain. Kondisi ini sudah beberapa waktu terjadi karena sedang langkanya driver sebab banyak alasan.

Sepanjang perjalnaan, terhitung lancar-lancar saja. Melewati ruas jalan utama pun tidak semacet yang sempat kami kira. Paling sesekali kami berpapasan dengan serombongan orang yang sepertinya memang sengaja berkeliling silahturahmi. Tidak ada kemacetan lebih.

Begitu masuk perkampungan yang memang mau tidak mau harus kami lalui, kepadetan itu mulai muncul. Bukan saja karena kendaraan yang hilir mudik, atau orang-orang yang bisa tiba-tiba datang bergerombol. Tetapi, juga karena mobil yang di parkir satu sisi jalan sementara jalan yang dimaksud adalah jalan yang dilalui dua jalur.

Dari curi dengar beberapa orang yang bantu kelancaran lalu lintas, mobil-mobil yang diparkir itu adalah mobil para tamu yang sedang bersilahturahmi. Jadi, tidak mudah menemukan tamunya siapa sebab harus bertanya pada berapa rumah di sekitar situ. Tambah kerjaan sekali...

Yang menarik... Dari semua kendaraan lalu lalang itu, hanya saya dan satu dua orang saja yang menggunakan ojol motor. Jarang sekali terlihat jaket-jaket hijau dengan nama aplikasi ojol yang berpapasan dengan kami. Padahal jalur menuju rumah kakak saya ini, paling praktis menggunakan motor.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline