Lihat ke Halaman Asli

Anjar Anastasia

... karena menulis adalah berbagi hidup ...

Kembalikan Keindahan Misa dari Distraksi Gadget

Diperbarui: 19 April 2022   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: akcdn.detik.net.id

Seperti sudah diketahui oleh umat katolik dimana pun berada, tiap kali kita akan mengikuti rangkaian Tri Hari Suci Paskah, pasti kita harus menyiapkan diri lahir batin, jiwa dan raga. 

Hal ini oleh karena tiga hari itu (Kamis Putih, Jumat Agung dan Sabtu Paskah) membutuhkan waktu panjang untuk mengikutinya. Satu kali perayaan, baik Misa maupun Ibadat, bisa membutuhkan waktu sekitar 1,5 sampai 2 jam bahkan lebih sedikit. Hal ini oleh karena prosesi perayaan hari besar itu memang banyak dan panjang.

Herannya, meski butuh waktu yang panjang tersebut, hari-hari itu seringkali diminati banyak umat terutama mereka yang menganut napas alias umat yang ke gereja pada hari raya Natal dan Paskah saja.  

Mungkin di hari-hari itu mereka menemukan sesuatu. Maka tidak heran, demi mengikuti rangkaian nan Panjang ini, persiapannya pasti sudah dilakukan jauh hari termasuk bagaimana mengatur waktu supaya tidak terlambat masuk ke gereja apalagi kalau ingin duduk di dalam gerejanya. Hampir di setiap gereja pada saat hari raya tersebut akan menambah tenda di luar gedung gereja sebagai antisipasi umat yang meluber.

Saya sendiri, sejak kecil sudah terbiasa datang ke gereja paling tidak 45 menit sebelum misa dimulai. Rumah kami memang dekat, tidak sampai 5 menit dari gereja. Tetapi, Bapak adalah orang yang paling cerewet supaya kami melakukan persiapan jauh waktu sebelumnya. 

Beliau akan senewen sendiri jika kami sampai di gereja 30 menit sebelum misa. Meski masih bisa dapat tempat duduk, tapi biasanya bukan di tempat biasa dan atau bahkan pernah duduk di tenda tambahan. Makin cerewetlah beliau hehe

Lalu, apa yang kami melakukan untuk mengisi waktu hingga dimulainya misa?

Seingat saya, waktu itu kami diam saja. Melihat sekitar, sesekali berbicara pelan atau membaca doa. Walau sempat terlintas kebosanan, namun semua dijalani dengan biasa saja. Tanpa banyak protes. Saya juga lupa, apa yang detail dilakukan atau pikirkan sambil menunggu jamnya.

Pandemi dan Online Mengubah Segalanya

Paskah tahun 2020 adalah Paskah pertama saya tanpa harus menyiapkan waktu panjang demi mengikuti rangkaian Tri Hari Suci.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline