Puji bingung sendiri.
Hari ini dia harus menepati janji untuk mengubah penampilan.
Lho memangnya kenapa? Ada yang salah dengan penampilannya selama ini?
Sebenarnya sih nggak juga.
Ini karena taruhan yang dilontarkan Jesi, teman sekelasnya yang memang terkenal selalu cari ribut. Ada aja yang Jesi perbuat supaya teman-temannya bisa ribut. Dia memang paling senang kalau bisa berhasil membuat heboh teman-temannya. Meski cuma perkara kecil.
Bu Santi yang terkenal galak dan disiplin itu saja sempat kena kerjaannya Jesi. Spidol yang biasa dipakai untuk menulis di whiteboard kan kebetulan habis. Jesi sengaja mengisi dengan isi tinta spidol itu lagi. Tapi, dia sengaja ngisinya pas deket-deket Bu Santi mau masuk, jadi isi tinta itu belum masuk benar ke spidol dan penuh.
Pas waktu Bu Santi mau make, dia kan paling seneng mengibas-ibaskan spidol dulu sebelum dipakai, tanpa lihat-lihat dulu dia lakukan juga hal itu. Karuan saja, tinta yang belum masuk benar itu ada sebagian yang beleber ke luar dan mengenai baju Bu Guru satu itu.
Jelas Bu Santi marah-marah. Tapi, dia juga nggak bisa begitu saja menyalahkan muridnya. Soalnya kan dia juga yang nggak liat-liat dulu.
Tinggal si Jesi saja yang cekikikan senang di belakang.
Nah, kemaren yang giliran menjadi korbannya adalah si alim Puji. Cewek manis berjilbab itu entah gimana jadi sasaran empuk Jesi buat kegiatan usilnya. Kali ini taruhannya nggak macem-macem, tapi bikin mikir juga.